PNBP dari Sektor Pertambangan Batu Bara Alami Penurunan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor pertambangan batu bara di Jambi mengalami penurunan.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor pertambangan batu bara di Jambi mengalami penurunan. Harga dan kualitas batu bara yang rendah disebut menjadi penyebabnya, sehingga penjualan dari perusahaan ke negara importir dan dalam negeri tergerus.
Plt Kabid Pertambangan Umum Dinas Energi dan Sumber Daya mineral (ESDM) Provinsi Jambi, Abdul Salam mengatakan secara total penerimaan batu bara dari sektor royalti, landrent (iuran tetap), dan penjualan hasil tambang pada tahun lalu sebesar Rp 68,7 miliar. Rincianya, royalti Rp 59,8 miliar, landrent Rp 7,9 miliar, dan dari penjualan hasil tambang Rp 993,5 juta (dari PK2B yang dikeluarkan pusat, langsung masuk ke kas negara).
Sementara di tahun 2012 jumlah PNBP mencapai Rp 100,8 miliar dengan royalti Rp 75,7 miliar, landrent Rp 13,8 miliar, dan penjualan hasil tambag Rp 11,3 miliar.
"Artinya mengalami penurunan sekitar 35 persen, karena harga dan kualitas batu bara yang rendah, jadi sulit bersaing yang dari luar. Pembeli tentu lebih mencari yang lebih bagus," kata Salam, ditemui di ruangan kantornya, Kamis pekan lalu.
PNBP batu bara tertinggi diperoleh Kabupaten Bungo yaitu sebesar Rp 30,5 miliar, disusul Sarolangun Rp 24,8 miliar, Batanghari Rp 5,5 miliar. Sampai saat ini harga batu bara ini bervariasi tergantung kualitas, yakni Rp 220 ribu sampai Rp 420 ribu per ton. Dia mengatakan secara umum batu bara Jambi di ekspor ke negara ekspor India, Cina, dan Korsel, serta dalam negeri untuk bahan bakar industri.
Sedangkan jumlah produksi/penjualan batu bara di Jambi tahun 2013 secara total tercatat 5,5 juta metrik ton. Ini menurun dari 2012 sebesar 6,5 juta mterik ton. "Penjualan booming di 2011 sebanyak 7,3 metrik ton," sebutnya.
Salam menyampaikan dari analisa yang dilakukan prospek harga batu bara tahun ini sulit naik. Meskipun, sergahnya, tergantung dari kebutuhan pasar. Dinas ESDM Provinsi Jambi menargetkan secara keseluruhan PBNP dari batu bara sebesar Rp 55 miliar yang turun dari target tahun lalu. "Sesuai evaluasi kita tahun sebelumnya batu bara menurun, sehingga diturunkan lagi target," katanya.
Tercatat, tahun lalu ada 25 perusahaan pertambangan batu bara yang aktif melakukan penjualan. Sementara itu, yang aktif berproduksi 12 perusahaan. "Ada juga perusahaan yang produksi di 2013 tapi penjualannya di 2014, melihat permintaan," tandasnya. (hdp)