Rotterdam Steak Roboh Diamuk Badai
Badai dan gelombang laut mengamuk menyebabkan salah satu bangunan Rotterdam Steak roboh
Editor: Dewi Agustina
![Rotterdam Steak Roboh Diamuk Badai](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20140125_194111_angin-puting-beliung-landa-bolaang-mongondow.jpg)
Laporan Wartawan Pos Kupang, Hermina Pello
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Badai dan gelombang laut, Jumat (31/1/2014) dan Sabtu (1/2/2014) mengamuk menyebabkan salah satu bangunan Rotterdam Steak, khusus untuk seafood, roboh. Selain gedung, juga sebagian peralatan di dalamnya tidak bisa diselamatkan. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 1 miliar.
Pemilik Rotterdam Steak, Hendrik Tanjung, saat ditemui di lokasi bencana, Minggu (2/2/2014) menjelaskan, bencana angin kencang disertai hujan lebat Jumat (31/1/2013) malam memicu gelombang dahsyat dan dilanjutkan Sabtu (1/2/2014) malam, sekitar pukul 23.00 Wita, membuat gedung khusus seafood roboh.
"Tadi malam gelombang laut tingginya sekitar 3,5 meter," ungkapnya.
Dengan robohnya seafood area, maka untuk sementara pelayanan untuk seafood ditiadakan, sedangkan untuk steak area dan coffe area tetap aman.
Hendrik menyampaikan terima kasih kepada kapolda NTT, Kasat Brimob dan anggota yang datang membantunya untuk menyelamatkan peralatan yang bisa diselamatkan. Rotterdam Steak terletak di pinggir pantai, termasuk kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Kelapa Lima.
Siklon tropis Kajiki Sabtu (1/2/2014) malam menyebabkan 19 kepala keluarga (KK) warga Fatubesi, Kota Kupang, mengungsi ke rumah tetangga yang agak aman karena air laut masuk ke dalam rumah warga.
Lurah Fatubesi, I Wayan Gede Astawa, S.Sos, MM, yang menghubungi Pos Kupang (Tribunnews.com Network), Minggu (2/2/2014) dinihari mengungkapkan, air laut naik sampai ke Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Oeba mulai pukul 21.30 Wita. Tingginya gelombang laut, membuat warga takut. Ia pun meminta warga segera mengungsi, mencari tempat yang lebih tinggi atau mencari tempat yang aman agar tidak tertimpa bencana.
"Air laut naik sampai ke TPI, melewati tembok pengaman pantai. Posisi TPI lebih tinggi dari perumahan yang ada di RT 17 dan RT 18. Air laut sempat masuk sampai ke dalam rumah warga setinggi lutut orang dewasa," ujarnya.
Wayan menjelaskan, warga mengungsi sejak malam hari dan Minggu (2/2/2014) pagi mereka kembali ke rumah masing-masing karena keadaan sudah baik dibandingkan pada malam hari.
Ia merincikan, 19 KK yang mengungsi di RT 18, yakni Bernadus Modok, Tomas Tassi, Dominggus Mau, Agustinus Metkono, Katarina Malelak, Darma Susilo, Agus Sonbai, Noldi Kadek. Sedangkan di RT 17, yakni Isak Malelak, Harus Yesua, Yarten Yesua, Anton Malelak, Sefi Yesua, Jemi Malelak, Jublina Kadek, Roni Malelak, Arnoldus Yesua, Jeremias Koanak dan Paulus Siokain.
Sebelumnya pada Kamis (31/1/2014), hujan badai menyebabkan Pura Oebanantha, khususnya bale pawedaan dan atap Toko Anggrek rusak.
Lurah Oebobo, Hengky Jacob mengatakan, di Oebobo ada empat rumah yang rusak karena atapnya terangkat angin. Di Nun Baun Delha (NBD), Lurah NBD, Johanes Keban menyebutkan 14 KK yang mengalami musibah, yakni Imanuel Binoni,
Niko Tari, Marthen Doko, Anus Henuk, Andreas Dunggun, Jack Henuk, Getreda Bessie, Aten Rede, Abraham Djami, Merli Liunokas, Martinus Rohi, Yunus Falley, Aprianus Pullek dan John Hermanus.