Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perempuan Loper Koran di Banyuwangi Beranikan Diri Jadi Caleg

Seorang loper koran di Banyuwangi, Mbak Tin, memberanikan diri menjadi caleg setelah 20 tahun membaca koran dagangannya.

zoom-in Perempuan Loper Koran di Banyuwangi Beranikan Diri Jadi Caleg
KOMPAS.com / IRA RACHMAWATI
Suratin calon legislatif Banyuwangi yang berprofesi sebagai loper koran 

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Seorang loper koran di Banyuwangi, Mbak Tin, memberanikan diri menjadi calon anggota legislatif (caleg) setelah "kenyang" 20 tahun membaca berita politik dari koran dagangannya.

Dengan menggunakan baju warna merah muda dan celana putih, Suratin atau yang biasa dipanggil Mbak Tin sibuk melayani pembeli koran di lapaknya yang berada tepat di simpang empat lampu merah Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi.

Dari penampilannya yang sederhana, tidak ada yang mengira bahwa Mbak Tin merupakan salah satu calon legislatif DPRD Dapil 3 Kabupaten Banyuwangi dari partai nomor urut 1, Partai Nasdem.

"Seperti ini kegiatan saya setiap hari. Enggak kenal hari libur. Biasanya setelah subuh saya keliling jadi loper koran sudah dua tahun ini. Lumayan tiap hari saya punya 75 langganan yang ada di wilayah Kecamatan Srono dan Kecamatan Muncar sini saja. Kalau yang jauh-jauh bagian suami saya," kata perempuan kelahiran 3 Juni 1972.

Mbak Tin percaya diri untuk maju menjadi calon wakil rakyat di tingkat kabupaten. Dia mengaku mendapatkan banyak ilmu politik dari koran serta tabloid, yang ia jual di lapak sederhananya.

"Saya sudah 20 tahunan jualan koran. Dan selama itu pula saya selalu mengikuti perkembangan politik di Indonesia dan ketika ditawari maju menjadi caleg, saya menyetujui tentu saja dengan beberapa pertimbangan, antara lain untuk menjadi jembatan bagi orang-orang kecil seperti saya ini," ungkapnya.

Suratin mengaku tidak menyiapkan budget khusus untuk pencalegannya tersebut. Ia hanya mencetak beberapa stiker yang ia bawa setiap keliling jualan koran ke pelanggan.

Berita Rekomendasi

"Saat keliling itu, saya selalu membawa stiker atas nama saya dan memberikan kepada masyarakat. Sesekali saya juga ikut nongkrong di beberapa sekolah yang saya lewati. Ngobrol bersama dengan beberapa wali murid ataupun belajar lagi sama guru-guru sekolah. Saya selalu mendengarkan masukan-masukan dari mereka," katanya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas