Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Letusan Gunung Kelud Paling Dahsyat

Letusan Gunung Kelud kali ini lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan Gunung Kelud pada tahun 1990.

Editor: Yulis Sulistyawan
zoom-in Letusan Gunung Kelud Paling Dahsyat
Surya/AHMAD ZAIMUL HAQ
Warga dan tim SAR mengabadikan abu vulkanik yang membubung tinggi keluar dari Gunung Kelud yang terlihat dari jarak lima kilometer di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jumat (14/2/2014). Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Kelud yang meletus pada Kamis (13/2/2014) pukul 22.50 WIB bersamaan keluarnya tremor tersebut, mengalami 442 kali gempa vulkanik dangkal (VB). 

Laporan Wartawan Surya, Didik Mashudi

TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Letusan Gunung Kelud kali ini lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan Gunung Kelud pada tahun 1990. Semburannya mencapai ketinggian 17 km sehingga menerbangkan pasir dan debu vulkanik hingga mencapai Jawa Barat.

"Ini merupakan letusan Gunung Kelud paling dahsyat," ungkap Gede Suartika, Pejabat Pelaksana Bidang Pengamanan dan Penyelidikan Gunung Api saat dikonfirmasi Surya (grup Tribunnews.com), Jumat (12/2/2014).

Dijelaskan Gede Suartika, setelah letusan besar, Gunung Kelud masih diwarnai dengan letusan kecil-kecil yang masih berlangsung hingga saat ini.

"Hari ini ada beberapa kali letusan kecil dengan kepulan asap antara 500 meter hingga 1 km ke angkasa," tambahnya.

Hanya saja material debu dan pasir vulkanik yang diterbangkan tidak sebanyak pada letusan awal. "Daerah yang terkena debu hanya kawasan sekitar gunung saja atau sesuai arah angin bertiup," tambahnya.

Karena terus mengeluarkan letusan, status Gunung Kelud masih awas dengan zona aman 10.000 km dari puncak. "Kami akan melihat perkembangan dalam satu atau dua minggu ke depan untuk mengevaluasinya," tambahnya.

BERITA REKOMENDASI

Menyusul status Gunung Kelud yang masih awas, pengamanan ke zona steril 10.000 km dari puncak telah diperketat. Pasukan TNI dan kepolisian menjaga titik jalan ke desa-desa dalam zona steril.

Petugas melarang wartawan dan masyarakat memasuki. Hanya warga tertentu yang merupakan penduduk desa bersama aparat yang boleh memasukinya.

Meski begitu banyak pengungsi dari sejumlah titik lokasi pengungsian yang memilih kembali untuk menengok rumah dan ternaknya. Sehingga tempat pengungsian siang kemarin sepi, hanya perempuan dan wanita lanjut usia dan anak-anak yang terlihat. "Bapaknya masih menengok ternaknya, nanti sore balik lagi" ungkap Sumini (35).

Ketua Satlak Penanggulangan Bencana Drs Masykuri tetap mengimbau masyarakat untuk tinggal di tempat pengungsian. Petugas akan memberikan semua kebutuhan para pengungsi.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas