Satgas Bencana Kopassus Tangkap Pencuri di Gunung Kelud
Warga yang resah dan meninggalkan rumah mereka akhirnya dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab untuk menjarah rumahnya.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah situasi kampung yang sepi akibat ditinggal oleh warga korban erupsi Gunung Kelud yang resah dengan isu banjir lahar dan gas beracun, ada saja oknum yang sengaja memanfaatkan situasi untuk melakukan penjarahan ke rumah warga yang kosong.
Satgas Bencana Alam Kopassus dipimpin Mayor Inf Wahyu Yuniartoto menyebutkan, diduga oknum warga sengaja mengembuskan isu lahar panas dan gas beracun itu.
Ketika warga resah dan meninggalkan rumah mereka, dua oknum itu lalu memanfaatkan kesempatan untuk menjarah rumah-rumah yang kosong tanpa penghuni.
Dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Wahyu menyebutkan, saat itu pasukannya mencoba untuk terus naik mendekati puncak Gunung Kelud, hingga memasuki Dusun Laharpang, Kecamatan Puncu yang merupakan kampung dengan kondisi paling parah.
"Hanya beberapa warga desa yang dapat dijumpai, rata-rata laki-laki dan pemuda desa, yang masih bertahan di lokasi terparah dampak erupsi Merapi," kata Mayor Wahyu.
Situasi sepi, kampung seperti membisu, dan porak poranda akibat di hujani material erupsi Gunung Kelud. Pemandangan itu sangat memperihatikan, katanya.
Dalam melaksanakan tugasnya Dansatgas membagi personel menjadi dua tim, yaitu Tim 1 dipimpin oleh Lettu inf Purwanto dan Tim 2 dipimpin oleh Serma Supena. Tim satu mendapatkan perintah menyisir sektor kampung arah barat daya, Tim dua menyisir sektor kampung arah utara.
Setelah memasuki lorong lorong kampung ke arah barat daya Tim 1 yang dipimpin Lettu inf Purwanto bertemu dua orang warga yang menangis akibat harta bendanya berupa televisi dan 3 ekor kambingnya hilang dijarah.
Lettu inf Purwanto segera memerintahkan Serda Haryanto yang merupakan bintara operasi satgas untuk melakukan pengejaran mengikuti jejak sepeda motor yang tampak masih sangat terlihat jelas jejaknya di atas permukaan pasir kerikil erupsi yg ketebalanya mencapai 20 Cm.
"Diduga pencurian baru saja terjadi. Dengan cepat anggota tim satu berpencar menutup jalan jalan kampung," katanya.
Serda Haryanto dan Prada Deny memacu motor trail ke arah selatan menuju akses jalan besar melakukan penyisiran dan ambush (pengendapan dan pengintaian di tempat). Tidak berselang lama terdengarlah suara motor dengan suara keras menandakan motor dipacu dengan kencang.
Mendengar suara motor tersebut Serda Haryanto mencoba untuk mempelajari situasi yang tidak lazim.
Setelah berbagi tugas dengan Prada Deny yang sudah siap di atas motornya.
Serda Haryanto keluar dari pagar yg digunakan tempat perlindungan saat melakukan pengamatan, terlihat dua pengendara motor motor meluncur menuju ke posisi di mana Serda Haryanto berdiri.
Melihat situasi tersebut Haryanto mencoba menghentikan laju kendaraan, namun tidak dihiraukan. Dua pengendara tersebut justru menambah kecepatan seperti orang ketakutan.
Melihat gelagat yang tidak baik Serda Haryanto langsung perintahkan Prada Deny memacu motor trail berboncengan mengejar dua pemuda tak dikenal tadi.
Mengetahui adanya pengejaran oleh dua anggota Kopassus tersebut, laju kendaraan yang dikendarai dua pemuda tak dikenal tampak tidak stabil apalagi medan dipenuhi pasir dan kerikil.
"Kesempatan itu langsung dimanfaatkan oleh Serda Haryanto untuk menangkap dua pemuda berinisial M (24) dan G (30) tahun asal Kecamatan Puncu beserta sebuah televisi dan motor Yamaha RX-King warna biru," katanya.
Dua pelaku bersama barang bukti diserahkan kepada pihak kepolisian.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.