Curhat Korban Hipnotis: Saya Seperti Ilang Ingatan
Ia seolah-olah tak percaya kalau dirinya yang sudah renta ini baru saja ditipu pria yang tak dikenalnya.
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan Wartawan Pos Kupang, Simon Seli Tupen
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Apes menimpa Johan (67) warga Kelurahan Fontein, Kota Kupang. Tergiur hendak mendapatkan jam tangan berlapiskan emas, uang Rp 1 juta miliknya raib dibawa kabur kawanan perampok yang berhasil menghipnotis dirinya.
Johan dan anggota keluarganya, saat mendatangi Redaksi Pos Kupang, Jumat (21/2/2014) petang, nampak kuyu. Ia seolah-olah tak percaya kalau dirinya yang sudah renta ini baru saja ditipu pria yang tak dikenalnya.
''Saya tergiur karena terus dibujuk. Saya tambah percaya lagi ketika ada yang mengaku dari pihak pegadaian yang begitu datang langsung menyodorkan uang untuk membeli jam tangan tersebut,'' kata Jonas.
Johan menceritakan kisah ia dihipnotis hingga uang Rp 1 juta miliknya dibawa kabur. Jumat sekitar pukul 11.00 Wita, Johan hendak menuju BRI Cabang Kupang di Jalan Soekarno untuk mengambil uang bagi keperluan kebutuhan sehari-harinya.
Saat hendak menuju bank, Johan dihampiri seseorang pemuda berbadan tegak. Pemuda itu langsung mendekati dan menanyakan tempat penjualan souvenir. ''Dia palang saya dan tanya tempat penjualan souvenir. Saya bilang ada di samping Tedys Bar,'' ujar Johan.
Setelah menanyakan hal tersebut, sang pemuda langsung menyodorkan jam tangan berwarna keemasan. Pemuda itu kemudian mengajak Johan untuk melihat jam tangan itu di dalam saja jangan di tepi jalan. Ia meminta Johan agar berbicara di tempat yang lebih sepi.
Pemuda itu kemudian menawarkan sebuah jam yang menurutnya berharga Rp 10 juta. Pemuda itu mengaku jam tangan tersebut terbuat dari emas dan barangnya terbatas. ''Saya seperti hilang ingatan dibuatnya. Saya begitu tertarik dan mempercayai ucapannya,'' ungkap Johan.
Saat ditawarkan Rp 10 juta. Johan mengatakan bahwa uang yang mau dia tarik hanya Rp 1 juta. Mendengar hal tersebut, pemuda pemilik jam itu pun mengiakan dengan harga Rp 1 juta. Di saat Johan kebingungan untuk menjawab, datanglah seorang pemuda lain yang mengaku bekerja di Kantor
Pegadaian Unit Oesapa. Pemuda itu mengatakan, Johan sangat beruntung mendapatkan jam itu. Pemuda itu kemudian mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah dari dalam saku dan membeli salah satu jam lalu pergi.
''Saya tambah tergiur saat ada orang yang mengaku bekerja di Pegadaian Oesapa dan langsung membeli sebuah jam. Sayapun pergi mengambil uang di ATM sebanyak Rp 1,5 juta untuk membeli jam tersebut,'' jelas Johan.
Saat ia keluar dan menyerahkan uang Rp 1 juta, penjual tersebut menawarkan lagi dengan diskon menjadi harga jam tersebut Rp 500 ribu. "Saya ambil uang Rp 1,5 juta dengan maksud Rp 1 juta beli jam dan sisanya buat keperluan di rumah. Namun ia menawarkan untuk membelikan semua uang itu,'' tutur Johan.
Johan pun menuruti kemauan penjual itu. Baru setelah si penjual jam pergi menggunakan angkot, Johan tersadar kalau ia sudah tertipu. Johan langsung menuju ke Kantor Pegadaian Oebobo untuk mencek keaslian jam tersebut. ''Saya ke pegadaian namun sampai di sana petugas mengatakan jam yang saya beli ini imitasi alias palsu,'' kata Johan.
Johan mengaku sangat geram, namun tak bisa berbuat banyak karena tak mengenal pemuda itu.
"Kerugian ini menjadi pelajaran buat saya. Saya ingin ini menjadi pelajaran juga buat semua warga agar selalu berhati-hati terlebih pada saat bertemu dengan orang baru harus selalu waspada dan tidak gegabah. Ssaya berharap pihak kepolisian memperhatikan hal yang saya alami ini agar tidak terjadi pada warga yang lain,'' ungkap Johan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.