Telat Bayar Bayar Kuliah, 163 Mahasiswa Unimed Stop Out
Sebanyak 163 mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) yang telat membayar uang kuliah semester genap tahun ajaran
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Sebanyak 163 mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) yang telat membayar uang kuliah semester genap tahun ajaran 2013/2014 tidak dapat mengikuti kuliah satu semester.
Kebijakan ini tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Rektor Unimed tentang sistem pembayaran uang kuliah semester mahasiswa pada tahun ajaran 2013/2014.
Waktu pembayarannya 27 Desember 2013 hingga 31 Januari 2014 dengan sistem online di Bank BNI.
Jika lewat, maka mahasiswa tersebut akan dianggap stop out. Artinya mahasiswa tersebut tidak bisa kuliah satu semester.
Kebijakan tersebut semakin kuat dengan terbitnya surat rektor pada 19 Januari 2014. Keputusan ini, membuat ratusan mahasiswa resah.
Puluhan mahasiswa, yang tak dapat melanjutkan kuliah, beraudiensi dengan Rektor Unimed Prof Ibnu Hajar di Kantor Biro Rektor Unimed, Jumat (21/2). Mereka menuntut agar universitas memberi dispensasi, dan membayar uang kuliah dengan cara manual.
Tapi, pihak rektorat berdalih keputusan tersebut tak dapat digugat. Bahkan, mahasiswa yang terkena stop out, apabila ingin melanjutkan perkuliahan kembali pada semester selanjutnya harus membayar uang kuliah dua kali lipat. Bagi mahasiswa keputusan itu sangat berat. Pasalnya, beberapa mahasiswa sudah memasuki semester akhir.
Mahasiswa bernama Lola Imanda Arefa tak bisa berkata banyak. Rahut wajahnya masam lantaran kecewa pada keputusan rektor. Kendati telah menjelaskan bahwa kondisi fisiknya tak sehat, akibat kecelakaan dua pekan lalu, dan memperlihatkan beragam luka di tubuhnya tak dapat meluluhkan hati pemangku kebijakan.
"Terus terang saya kecewa pada sikap rektorat yang mengeluarkan kebijakan seperti itu. Padahal bukan kami enggak mampu bayar. Saya kecelakaan saat itu. Jadi uangnya untuk biaya berobat. Kalau kondisi saya sehat, pasti saya bayar. Kami yang telat membayar berjumlah 163 orang. Tapi, yang ikut aksi damai hanya 26 orang," kata mahasiswa Fakultas Ekonomi ini di Auditorium Unimed, Sabtu (22/2/2014).
Lola bercerita, saat melakukan aksi damai, pihak mahasiswa disambut Kepala Biro Keuangan Unimed, Asfikar. Ia awalnya berniat memberi dispensasi kepada mahasiswa. Namun, setelah membawa nama-nama mahasiswa tersebut kepada rektor, Asfikar justru membantah pernyataannya.
"Awalnya kami sempat senang, karena Pak Asfikar menganggap kami bisa mendapat dispensasi. Nama-nama kami sempat dicatat. Tapi setelah balik, malah bapak itu marah dan tegas mengatakan bahwa kami enggak bisa kuliah semester ini. Sebab, sudah ada keputusan rektor pada 18 Januari lalu," katanya.
Kekecewaan juga dirasakan Gunawan Handoko. Mahasiswa jurusan PPKN ini mengaku hanya dapat pasrah atas kebijakan itu. Bahkan, sekarang ia takut tak mampu menyelesaikan studinya di Unimed lantaran sudah 12 semester kuliah. Ia mengatakan, orangtuanya telat mengirim uang kuliah, sehingga tak dapat membayar tepat waktu.
"Saya sudah semester akhir takut sekali saya tak dapat menyelesaikan kuliah. Kemarin biaya untuk membayar uang kuliah belum ada. Uangnya dikirim orangtua sudah hari terakhir pembayaran. Saya berusaha mencari Bank BNI yang buka, tapi enggak ada," ujar mahasiswa Asal Aceh Timut tersebut.
Sedangkan mahasiswa Teknik Mesin Rizky Nasution mengatakan, berdasar keterangan pihak rektorat, tahun lalu juga terjadi persoalan seperti sekarang. Tapi dulu, pihak rektorat masih memberi dispensasi dengan perjanjian tahun berikutnya mereka tak terlambat bayar uang kuliah.
"Saya tahun lalu mendengar mahasiswa membuat perjanjian di atas materai 6.000. Alasan tersebut kemarin diungkap pihak rektorat. Saya pribadi memang enggak ada uang untuk membayar uang kuliah. Kedua orangtua saya di kampung telah mencari utang untuk membayar uang kuliah tapi baru dapat pada akhir jadwal membayar. Buat apa saya menunda bayar uang kuliah. Karena enggak ada uang makanya saya telat bayar. Kalau ada uang nggak seperti ini," ungkap mahasiswa asal Penyambungan itu.
Sedangkan Rektor Unimed mengatakan, para mahasiswa, yang tak dapat mengikuti kuliah akibat terlambat bayar uang kuliah, merupakan kesalahan mereka sendiri. Menurutnya 19 ribu mahasiswa bisa membayar uang kuliah tepat waktu, jadi tak ada alasan untuk memberikan keringanan kepada mereka.
"Kami telah memberikan waktu 40 hari kenapa belum bisa membayar uang kuliah? Menurut saya, Anda tak peduli atau sepele. Lagian waktu segitu cukup lama. Kalau ada yang sakit tak mungkin hingga 40 hari opname. Tunjukkanlah surat dokternya. Alasan tak ada uang, saya bilang kepada mereka nanti dimiskinkan mau? Enggak ada alasan yang bisa diterima. Ini pembelajaran bagi mereka untuk mematuhi hukum. Jadi ini murni kelalaian dan ketidakdisiplin mahasiswa pada peraturan akademik," katanya saat ditemui di Auditorium Unimed.(cr6)