Polda Bali Terbantu Pecalang Amankan Pulau Dewata
Budaya dan adat istiadat di Bali memberikan keuntungan tersendiri bagi jajaran Polda Bali dalam menjaga keamanan dan ketertiban
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Budaya dan adat istiadat di Bali memberikan keuntungan tersendiri bagi jajaran Polda Bali dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayahnya.
Wakapolda Bali Brigjen Pol I Gusti Ngurah Raharja Subiakta mengungkapkan di wilayahnya sangat jarang ada demo, masyarakat komitmen menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan sehingga masyarakat sadar bagaimana menjada keamanan dan ketertiban di wilayahnya.
"Kalau ada demo yang marah bukan polisi, tapi masyrakat. Masyarakat menyadari bahwa turis merupakan sumber devisa," kata Subiakta di Mapolda Bali saat berbincang dengan wartawan, Rabu (5/3/2014).
Selain itu, adanya satuan petugas keamanan tradisional di Bali atau pecalang sangat membantu kepolisian dalam menjaga lingkungan. Dikatakan Subiakta keberadaan pecalang awalnya dari petugas pengamanan lokasi sembahyang.
Kemudian berkembang menjadi lingkup yang lebih besar pada setingkat RT atau banjar. Pecalang merupakan orang yang disegani warga bali.
Untuk itu, kepolisian pun menjalin kerja sama dengan pihak keamanan adat tersebut dan diberikan pendidikan untuk melakukan tindakan kepolisian seperti mengatur lalu lintas dan sebagainya.
Selain itu, kedatangan masyarakat asing di perkampungan pun bisa lebih terawasi sehingga mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan termasuk kelompok teroris seperti Amrozi Cs.
"Setiap saat pecalang bisa menggerebeg atau menggeladah rumah kost-kostan," ucapnya.
Para pecalang membantu tugas kepolisian melihat situasi di lingkungannya. Bila melihat orang mencurigakan dan tidak lapor dalam 1 x 24 jam maka akan serahkan ke pos polisi terdekat. Apalagi sudah ada MoU antara kepolisian dengan para pecalang.
Dalam melakukan aktivitasnya, para pecalang tidak diberikan dana operasional dari pihak mana pun termasuk kepolisian. Tetapi apa yang dilakukannya hanya pengabdian semata.
"Kita paling memerikan sertifikat kepada pecalang teladan," ujarnya.
Para pecalang bukan orang yang tidak bekerja, mereka pun rata-rata memiliki pekerjaan formal mulai dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) bahkan anggota kepolisian.
"Jumlah pecalang sekitar seribu lebih, biasanya setiap desa atau RT ada dan langsung adat yang mengkoordinir dalam menciptakan keamanan," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.