Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tim PVMBG Bakal Pasang Seismometer di Gunung Slamet Malam Ini

PVMBG, bakal mengirim tim ke dataran tinggi Gunung Slamet, Jawa Tengah, yang tengah mengalami erupsi.

zoom-in Tim PVMBG Bakal Pasang Seismometer di Gunung Slamet Malam Ini
Istimewa
Gunung Slamet saat embuskan lahar. Mulai Rabu 12 Maret 2014 pagi Gunung Slamet meletus mengeluarkan abu tebal warna hitam pekat. Semburan ketinggian sekitar 1.000 meter ke arah barat. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Hermawan Endra Wijonarko

TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN -  Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), bakal mengirim tim ke dataran tinggi Gunung Slamet, Jawa Tengah, yang tengah mengalami erupsi.

Berdasarkan data yang di peroleh dari Pos pengamatan Gunung Api Slamet, sejak Rabu (12/3) pukul 12.00 hingga Kamis (13/3) pukul 00.01 WIB, gunung api itu menunjukkan beberapa aktifitas.

Di antaranya, 226 kali gempa hembusan, 9 gempa vulkanik dalam, dan 6 kali gempa vulkanik dangkal.

"Nanti malam, kami akan mengirim tim untuk membantu mengamati perkembangan aktifitas Gunung Api Slamet," tutur Kepala PVMBG M Hendrasto, Kamis (13/3/2014) pagi.

Tim yang berjumlah lima orang itu, juga akan bertugas  memasang seismometer tambahan di dataran tinggi Gunung Slamet.

Kekinian, Pos Pemantauan Gunung Api Slamet memiliki tiga seismometer. Alat itu, diletakkan di berbagai posisis sekitar Gunung Slamet.

BERITA TERKAIT

Misalnya, di Gunung Cilik, Gunung Buncis, dan di dataran tinggi Gunung Slamet, Desa Curangmangu.

"Nanti, kami akan tambah satu seismomter, jadi total semua ada empat," katanya.

Selain memasang seismometer tambahan, tim dari BVMBG itu juga akan memasang satu alat  pengukur aktivitas dan pergerakan magma (defomasi) di Gunung Api Slamet.

Hendrasto menambahkan, Meski belum mengetahui tempat yang akan digunakan sebagai lokasi pemasangan alat. Namun diperkirakan kedua alat itu akan diletakan di jarak empat kilometer dari puncak gunung.

"Kita akan mengkaji dulu untuk mencari lokasi yang sesuai, mungkin sedikit ke atas sekitar empat kilometer dari puncak," katanya.

Karakter Gunung Api Slamet sejak tahun 1600 hinggsa saat ini hanya terjadi letusan abu saja dan tidak sampai mengelurakan awan panas. "Gunung Slamet lebih jinak, seperti Gunung Marapi dan Kurinci," tutur Hendrasto.

Meski begitu Hendrasto mengingatkan kepada warga yang berada di sekitar Gunung Slamet agar selalu waspada dan jangan sampai lengah sedikit pun. Terutama yang berada di wilayah Guci, Tegal, karena lokasi tersebut merupakan jalur yang akan dilalui lahar gunung jika kemungkinan buruk itu terjadi.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas