TNI Fokus Padamkan Titik Api di Bengkalis Riau
Tepatnya daerah Medang Kampai. Para prajurit TNI tersebut berjuang keras memadamkan api yang masih menyala
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Satuan Tugas (Satgas) Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRC-PB) TNI yang tergabung dalam Satgas Terpadu Penanggulangan Bencana Asap Riau, yang dipimpin oleh Kolonel Inf Widjanarko memerintahkan pasukannya agar menfokuskan pemadaman titik api yang berada di daerah Bengkalis, Provinsi Riau.
Untuk mengatasi pemadaman titik api tersebut, sebanyak 26 prajurit TNI diterjunkan dan ditugaskan di wilayah Kodim 0303/Bengkalis, tepatnya daerah Medang Kampai. Para prajurit TNI tersebut berjuang keras memadamkan api yang masih menyala.
"Kondisi di lapangan, lahan yang terbakar kurang lebih luasnya mencapai 50 hektar, dengan medan berupa ladang gambut yang berbukit dan jurang serta struktur tanah yang miring ditambah dengan tiupan angin yang selalu berubah-ubah," kata Dansatgaspen, Kolonel Inf Bernardus Robert.
Sementara itu, dari satelit udara BNPB yang terpantau memang bisa dikatakan sulit untuk dipadamkan dikarenakan satu titik api panjangnya kurang lebih 5 sampai dengan 10 meter.
Dengan peralatan berupa 3 unit mesin pemadam (Robin), secara bergantian para prajurit TNI melaksanakan pemadaman api. Angin yang bertiup kencang secara tiba-tiba bisa menyulitkan para prajurit untuk menyemprotkan air.
"Apabila api disemprot dengan air maka tidak langsung padam, tetapi bisa dibawa angin ke lahan yang kering dan pindah ke lahan gambut yang lain," katanya.
Arah tiupan angin menjadi pertimbangan dalam faktor penyemprotan, bila angin kencang maka penyemprotan api harus pindah ke bagian ujung titik api yang terbakar, sehingga menjadi tepat sasaran dalam pemadaman.
Para prajurit TNI yang sudah terlatih di lapangan, masih memiliki semangat tinggi. Semangat didasari dengan jiwa yang tulus, berani, jujur dan ikhlas dengan prinsip berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.