Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mudah-mudahan Doa Kami Dikabulkan

semua penumpang dinyatakan tewas oleh Pemerintah Malaysia.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Mudah-mudahan Doa Kami Dikabulkan
AFP PHOTO/MARK RALSTON
Seorang wanita yang diduga keluarga penumpang Malaysia Airlines MH370 terduduk dan menangis di Beijing Airport setelah mendengar berita tentang hilangnya pesawat Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Medan/Array A Argus

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Suwarni, orangtua dari Sugianto Lo dan mertua dari Vinny Chynthya Tio, yang tak lain merupakan korban pesawat Malaysia Air Lines (MAS) MH 370 yang dinyatakan hilang sejak 8 Maret 2014 silam tampak terpukul setelah mendengar kabar,  semua penumpang dinyatakan tewas oleh Pemerintah Malaysia.

Pernyataan tewasnya para korban sempat dilontarkan oleh Perdana Menteri Malaysia Abdul Najib Razak dalam temu persnya.

Dalam temu pers tersebut, pihak Malaysia menyatakan bahwasannya rangka pesawat telah ditemukan di perairan Samudera Hindia. Namun, sejumlah pihak keluarga belum percaya atas kabar tersebut. Seperti halnya keluarga Sugianto Lo.

"Sampai sekarang ini kami hanya mencari informasi dari televisi. Memang pihak kedutaan (KBRI) di Malaysia selalu menghubungi kami," kata adik Sugianto Lo, Siswanto (45) ketika ditemui Tribun di rumah duka yang berada di Jl Bilal, Gg Idris, Selasa (25/3) siang.

Pihak keluarga mengatakan, belum mempercayai 100 persen informasi meninggalnya korban. Sebab, kata Siswanto, berita tersebut masih simpang siur.

"Berita dari Australia kabarnya belum pasti (meninggal). Makanya masih simpang siur," ujar pria keturunan tionghoa ini. Ia menjelaskan, sejauh ini pihak keluarga tengah menunggu kabar dari Pemerintah Malaysia.

Berita Rekomendasi

"Tadi memang ada kita dapat kabar (dari Malaysia). Tapi belum pasti. Makanya kita pun berharap agar pihak Malaysia memberi kabar yang akurat. Kalau keyakinan (meninggal dunia) itukan susah. Soalnya mereka pun masih belum tau pasti dimana keberadaan pesawatnya," kata Siswanto.

Namun, informasi yang diperoleh pihak keluarga menyebutkan bahwa pencarian pesawat terpaksa dihentikan untuk sementara waktu.

Menyikapi kabar tersebut, pihak keluarga tetap berharap anggota keluarganya dapat ditemukan dengan selamat.

"Memang tadi kita dapat informasi kalau pencarian dihentikan sementara. Karena kabarnya ada gelombang angin dan ombak agak buruk di sana (Samudera Hindia). Namun, saya belum berfikir terlalu jauh soal itu (pencarian bakal dihentikan)," katanya. Ia berharap, semoga keluarganya dapat selamat dari musibah tersebut.

"Mudah-mudahan doa kami pada Yang Maha Kuasa dikabulkan. Dan keluarga kami bisa pulang dengan selamat," kata Siswanto.

Suwarni, ibu Sugianto tak henti-hentinya menangis. Ia beberapa kali tampak menyeka air matanya dengan tisu yang ada di atas meja ruang tamu. "Setiap hari saya berdoa agar anak saya itu selamat," katanya kembali menangis. Dengan mengenakan baju hitam putih, wanita berusia 68 tahun ini tak henti-hentinya menangis.

"Bagaimana kita mau tenang. Makan enak pun terasa tidak enak. Saya terus memikirkan nasib anak saya itu," ujarnya. Selama lebih kurang 18 hari, pihak keluarga terus menanti kabar dari  pihak Malaysia. "Kami terus tunggu kabar dari Malaysia. Belum tau gimana selanjutnya," kata Suwarni. Tak lama berbincang, Siswantoo yang kebetulan duduk di ruang tamu meminta Tribun agar tidak terlalu banyak melontarkan pertanyaan pada ibunya.

Sebab, pihak keluarga takut jika sewaktu-waktu Suwarni ngedrop dan pingsan. "Bang, jangan singgung-singgung kenangan-kenangan yang lalu-lalu ya. Nanti ibu saya bisa pingsan lagi," ujarnya.

Terpisah, keluarga Firman Chandra Siregar (24) yang juga merupakan korban pesawat MAS belum mau memberikan keterangan. Pihak keluarga begitu tertutup memberikan informasi sekaitan dengan kabar penemuan puing pesawat.

Pantauan Tribun, sejumlah kerabat korban tampak datang silih berganti. Setibanya di rumah yang beralamat di Jl Bunga Kenanga, PB Selayang II, Medan Selayang itu kerabat korban masuk, dan pintu langsung ditutup.

Hal yang sama juga ditunjukkan oleh keluarga Surti Dahlia Simanjuntak. Saat Tribun menyambangi rumah kakak korban bernama Robin Hoot di Jl Cangkir, Ayahanda, tak satupun pihak keluarga yang mau berkomentar.

Beberapa kali pintu diketuk, dari dalam rumah tak terdengar jawaban. Suasana rumah juga tampak begitu sepi dan lengang. Hanya ada seorang wartawan salah satu stasiun TV swasta. "Enggak mau mereka bang. Saya sudah coba tadi," kata reporter wanita itu tampak terduduk di samping rumah Robin Hootm.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas