Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Mobil Kader PNA Disita Polisi Lhokseumawe

Polres Lhokseumawe mengamankan dua unit mobil kader Partai Nasional Aceh (PNA).

zoom-in Dua Mobil Kader PNA Disita Polisi Lhokseumawe
SERAMBI/ZAKI MUBARAK
Aparat kepolisian Polres Lhokseumawe mendapatkan senjata tajam ketika menggelar razia pengamanan jelang pemilu 9 April mendatang di halaman Polres setempat, Kamis (27/3). Razia tersebut melibatkan personil Brimob. 

TRIBUNNEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Polres Lhokseumawe mengamankan dua unit mobil kader Partai Nasional Aceh (PNA), karena pengendaranya kedapatan membawa senjata tajam saat dirazia di depan mapolres setempat, Kamis (27/3/2014).

Dari dua mobil itu, diamankan dua sopir plus sembilan penumpang, termasuk di antaranya Sektetaris PNA Aceh Utara Sofyan.

Pantauan Serambi, pukul 11.30 WIB kemarin, polisi berpakaian dinas maupun bebas termasuk brimob yang bersenjata lengkap, memeriksa mobil pribadi yang melintas di depan Mapolres Lhokseumawe.

Semua mobil, diharuskan masuk ke halaman mapolres untuk memudahkan pemeriksaan dan menghindari kemacetan di jalan Medan-Banda Aceh.

Sekitar pukul 12.00 WIB, sebuah mobil Mitsubishi Kuda warna biru muda BL 702 AO terjaring. Di dalamnya, terdapat delapan kader PNA. Salah satunya adalah Sofyan.

Dalam mobil itu, polisi menemukan sebilah pedang dan pisau.  Selang beberapa menit, kembali terjaring sebuah mobil Avanza hitam BK 1153 QI yang dikendarai seorang kader PNA. Di dalam mobilnya terdapat satu samurai dan sebilah rencong. Keduanya disita polisi.

Kapolres Lhokseumawe Ajun Komisaris Besar Joko Surachmanto menyebutkan, razia tersebut merupakan upaya pihaknya menciptakan ketertiban dan keamanan menjelang pemilu.

Berita Rekomendasi

"Dua mobil itu masih ditahan di Mapolres Lhokseumawe. Perkara ini akan kami proses sesuai UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951," tuturnya.

Sekretaris PNA Aceh Utara Sofyan mengatakan, kondisi politik di Aceh sekarang ini tidak nyaman bagi kader-kader PNA. Apalagi, pada Rabu (26/3) malam, terjadi pembacokan kader PNA di Bireuen.

"Nah, untuk mengantisipasi keadaan sekaligus untuk berjaga-jaga, kita membawa senjata tajam. Ya, hanya untuk menjaga dan melindungi diri, bukan untuk membacok orang. Namun, bila dengan membawa senjata tajam ini kami dinilai melanggar aturan, ya silakan diusut. Kami mendukung setiap proses hukum yang berlaku," tegas Sofyan. (bah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas