Waspadai Rekening Palsu Bantuan untuk Satinah
Simpati masyarakat terhadap nasib TKW Satinah, terus mengalir seiring pemberitaan media yang meluas.
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Simpati masyarakat terhadap nasib TKW Satinah, terus mengalir seiring pemberitaan media yang meluas.
Terutama, menjelang enam hari batas waktu pembayaran diyat Satinah. Banyak kelompok masyarakat yang melakukan penggalangan dana, baik secara langsung maupun melalui pesan berantai seluler dan jejaring sosial media.
Salah satu yang sedang marak adalah, penggalangan dana melalui broadcast Blackberry ataupun smartphone yang mengajak masyarakat untuk menyumbangkan uangnya minimal Rp 9 ribu ke sebuah rekening BRI 0325-01-001406-30-2 atas nama Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah.
Dalam pesan itu disebutkan, kekurangan diyat TKI Satinah masih Rp 9 miliar.
Di dalam pesan itu juga disebutkan, dengan asumsi 1 juta orang ikut menyumbang dengan nominal minimal Rp 9.000, maka kekurangan itu akan cepat dipenuhi.
Diana (27), warga Villa Krista Ungaran, adalah salah satu warga yang mendapatkan broadcast tersebut.
Mulanya, ia meragukan kebenaran isi broadcast dan nomor rekening yang tercantum didalamnya. Namun setelah ia menanyakan kepada salah satu temannya, ia baru yakin broadcast tersebut bukan penipuan.
"Teman saya googling ke web pemprov Jateng dan ternyata nomer rekening itu betul punya Disnaker. Saya baru percaya," kata Diana, Kamis (27/3/2014) siang.
Sebagai warga Kabupaten Semarang, Diana mengaku ikut prihatin dengan nasib Satinah. Namun, sebaiknya pemerintah juga ikut mengawasi aktivitas penggalangan dana yang dilakukan oleh sejumlah pihak.
"Agar tidak timbul keraguan bagi warga yang ingin ikut menyumbang sebaiknya pemerintah mengawasi aksi penggalangan dana itu. Lebih baik lagi jika rekening resmi juga dipublikasikan," imbuhnya.
Kapolres Semarang Ajun Komisaris Besar Augustinus Berlianto Pangaribuan, meminta masyarakat untuk lebih waspada dan berhati-hati terhadap kelompok mengelola donasi secara ilegal.
Meski belum ada laporan yang masuk kepada dirinya, ia menengarai kemunginan adanya donasi ilegal itu lebih banyak melalui pesan berantai.