Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Satinah Lega Bisa Bertemu Presiden

Keluarga Satinah mengaku merasa lega setelah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudoyono

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Keluarga Satinah Lega Bisa Bertemu Presiden
ARSIP KELUARGA
Satinah (41, tengah), tenaga kerja Indonesia asal Desa Kalisidi, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang terancam hukuman mati di Arab Saudi, bersama kakaknya, Paeri (43), dan anaknya, Nur Afriana (20), yang berkunjung ke penjara Buraidah. Satinah akan dihukum pancung jika pada 3 April mendatang uang darah (diyat) sebesar 7 juta riyal atau setara Rp 21 miliar tak dibayarkan. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Keluarga Satinah, TKW asal Dusun Mrunten, Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang yang terancam hukuman pancung di Arab Saudi mengaku merasa lega setelah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudoyono, Minggu (30/3/2014).

Dalam pertemuan itu keluarga Satinah diwakili oleh Paeri Al Feri (47) kakak kandung Satinah dan Nur Apriana (20) anak tunggal Satinah. "Saya lega sudah ketemu langsung dan mendengarkan penjelasan langsung dari presiden," kata Paeri, ditemui di rumahnya, Senin (31/3/2014) pagi kemarin.

Presiden SBY, lanjutnya, mengaku sudah menulis surat lagi kepada Raja Arab Saudi untuk memohonkan pengampunan bagi Satinah.
Sementara itu, tim khusus pemerintah yang dipimpin Maftuh Basyuni masih melakukan negosiasi mengenai nilai diyat yang harus dibayarkan.

"Kami percaya pemerintah, percaya Pak Presiden berupaya tidak ada hentinya," ungkap Paeri didampingi istrinya, Sri Sulastri (45).

Saat ditanyakan mengenai kabar bahwa keluarga mantan majikan satinah telah menurunkan nilai diyat dari Rp 21 Miliar menjadi Rp 15 Miliar serta kabar mengenai batas waktu pembayaran diyat yang mundur hingga tiga tahun, Paeri mengaku belum mengetahui atau mendengar informasinya.

"Saya tidak tahu (kabar itu). kami masih menunggu kabar dari Kemenlu, Pak Tatang (Kemenlu) masih di Arab Saudi. Pokoknya kami percayakan semua ke Pemerintah," pungkas Paeri.

Berita Rekomendasi
Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas