Mengintip Tradisi Perang Api di Banjar Nagi
Api yang bersumber dari batok kelapa yang dibakar tersebut, menjadi mainan sambil diiringi gamelan baleganjur.
Editor: Dewi Agustina
![Mengintip Tradisi Perang Api di Banjar Nagi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20140331_101619_perang-bola-api-di-gianyar-bali.jpg)
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Eri Gunarta
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Dalam perayaan Pengerupukan atau sehari sebelum Nyepi, Minggu (30/3/2014) malam, Sekaa Teruna Teruni (STT) Mekarjaya, Banjar Nagi, Kecamatan Ubud, Gianyar mengadakan ritual perang api.
Api yang bersumber dari batok kelapa yang dibakar tersebut, menjadi mainan sambil diiringi gamelan baleganjur. Sehingga kesan magis ritual tersebut sangat terasa.
I Putu Bayu Arinata (25), seorang pemuda yang ikut dalam ritual perang api tersebut, mengaku tidak takut meskipun kulitnya harus terbakar.
"Ini sudah tradisi, dan memang harus diikuti oleh pemuda di sini," ujarnya saat dijumpai Tribun Bali (Tribunnews.com Network), Minggu (30/3/2014).
Wakil Ketua STT Mekarjaya, I Wayan Ardinata mengatakan dalam kegiatan tersebut, tidak ada jaminan jika ada anggota yang mengalami luka bakar.
"Ini merupakan kehendak mereka sendiri. Tidak ada unsur paksaan. siapapun yang berani boleh ikut kok, tidak hanya STT aja. Dulu sering wisatawan dan wartawan ikut perang api juga," ungkapnya.
Tujuan perang api ini, guna menghilangkan energi jahat yang selama setahun mempengaruhi tubuh manusia.
"Kami mengadakan ritual setiap menjelang Nyepi. Untuk sejarah keberadaan tradisi ini kami tidak tahu. Dan tradisi ini sudah ada sejak lama," ujar Ardinata.