Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Warga Melayat ke Rumah Dalang Asep Sunandar Sunarya

Meninggalnya maestro wayang golek Indonesia, Asep Sunandar Sunarya, mengagetkan seluruh lapisan masyarakat.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Ribuan Warga Melayat ke Rumah Dalang Asep Sunandar Sunarya
KOMPAS.com/PUTRA PRIMA PERDANA
Maestro wayang golek Jawa Barat, Asep Sunandar Sunarya tutup usia pada Senin (31/3/2014) akibat serangangan jantung. 

 

TRIBUNNEWS.COM.BANDUNG — Meninggalnya maestro wayang golek Indonesia, Asep Sunandar Sunarya, mengagetkan seluruh lapisan masyarakat. Hal tersebut terlihat dari antusiasme ribuan warga sekitar Kampung Seni dan Budaya Giri Harja yang memadati rumah duka di Pesantren Budaya Giri Harja, Kelurahan Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (31/3/2014).

Dari pantauan Kompas.com, di rumah duka terlihat banyak warga dan pejabat seperti Wakil Bupati Bandung Deden Rumaji dan Rektor Universitas Padjadjaran Ganjar Kurnia datang untuk melayat dan memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.

Di sana, mereka menggelar shalat jenazah ataupun sekadar berdoa di depan jenazah Asep Sunandar Sunarya.

Saking banyaknya warga yang ingin melihat almarhum, tak ayal hal tersebut menimbulkan kemacetan di depan Jalan Siliwangi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Tidak aneh jika meninggalnya Dalang Asep Sunandar Sunarya menyita perhatian masyarakat luas. Pasalnya, almarhum merupakan salah satu tokoh dalam dunia seni wayang golek. Almarhum adalah dalang yang memopulerkan salah satu tokoh pewayangan, yaitu Astra Jingga alias cepot.

Maestro wayang golek legendaris Jawa Barat, Asep Sunandar Sunarya, tutup usia, Senin (31/3/2014), akibat serangan jantung. Menurut keterangan dari sekretaris almarhum, Djadjang Rukmana, sang maestro wayang golek itu meninggal dunia sekitar pukul 14.00 WIB.

Berita Rekomendasi

"Betul, Pak Haji (Asep Sunandar Sunarya) meninggal dunia. Beliau meninggal karena serangan jantung," kata Djadjang saat dihubungi Kompas.com, Senin siang.

Lebih lanjut Djadjang mengatakan, sebelum meninggal, Asep memang sudah sakit-sakitan. "Setiap hari beliau memang pakai oksigen," ujarnya.

Padahal, kata Djadjang, sebelum meninggal dunia dia sempat berbincang-bincang bersama almarhum. Namun, ajal tak dapat ditolak, setelah beberapa jam meninggalkan almarhum, dia langsung menerima kabar duka.

"Sebelumnya sempat dibawa ke rumah sakit dulu. Tapi memang sudah waktunya. Kita doakan beliau mendapat tempat yang mulia di sisi Allah," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas