Stok Darah Bolmong Menipis
Stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Bolaang Mongondow (Bolmong) memasuki April ini sudah menipis
Editor: Budi Prasetyo
Laporan wartawan Tribun Manado Edi Sukasah
TRIBUNNEWS.COM. KOTAMOBAGU - Stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Bolaang Mongondow (Bolmong) memasuki April ini sudah menipis. Padahal, stok darah tersebut tidak hanya melayani warga Bolmong Raya, tapi juga sebagai wilayah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel).
"Pada Maret ini hanya tersisa beberapa kantung darah saja. Dapat dikatakan memang sudah habis," ujar Penanggung Jawab Teknis Laboratorium Unit Donor Darah PMI Bolmong Hartono saat gelar aksi donor darah United Indonesia Chapter Kotamobagu (UICK) di Sinindian, Senin (31/3/2014).
Dikatakan, kebutuhan darah untuk memenuhi permintaan masyarakat selalu tak mencukupi. Rata-rata kebutuhan sebanyak 300 sampai 350 kantung darah setiap bulanya. Namun dari jumlah tersebut hanya setengahnya saja yang bisa dipenuhi oleh PMI Bolmong. Sisanya, biasanya mengandalkan pihak keluarga.
Permasalahan lain yang dihadapi oleh PMI adalah kesulitan menemukan donor darah untuk golongan tersetentu. Banyak warga yang golongan darahnya O, sehingga mudah diperoleh. Begitu juga darah A maupun darah B meski tak sebanyak golongan darah O. Namun berbeda bila resus negatif.
"Saat ini yang terdata hanya ada tiga orang yang golongan darah O resus negatif. Sementara golongan darah lainnya, nyaris tidak bisa kami temui. Golongan darah A atau B yang terdata, kalau tidak salah, hanya ada dua orang," kata dia menambahkan.
Dia berharap agar kegiatan donor darah yang dilaksanakan oleh warga semakin banyak. PMI, lanjut dia, sangat mengapresiasi beberapa instansi swasta yang secara berkala menggelar aksi donor darah. "Ada dari BFI dan JRBM dan instansi lainya yang secara berkala gelar aksi donor darah," kata dia.
Sementara itu, Adi Imban, Koordinator Daerah (Korda) UICK, mengatakan aksi donor darah yang dilakukan pihaknya memang baru kali pertama dilaksanakan. Adi mengakui, dia dan rekan-rekan yang baru kali pertama belum begitu memahami donor darah tersebut.
"Masih ada rasa ngeri-ngeri bagi yang pertaman mendonorkan darah. Namun memang setelah itu, sudah mulai memahami," kata Adi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.