Penculik Bayi Malah Teriak-teriak
Kombes Pol Martinus Sitompul mengungkapkan, kepolisian belum bisa melakukan penyelidikan terhadap Desy
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul mengungkapkan, kepolisian belum bisa melakukan penyelidikan terhadap Desy Aryani (32), pelaku penculikan bayi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS). Peristiwa yang terjadi pada Selasa (25/3) itu sempat menyedot perhatian berbagai pihak.
Desy, yang nekat melompat dari Jalan Layang Pasupati, Jumat (28/3), diduga hendak bunuh diri saat menghindar dari petugas. Istri Swara Mardika (26) ini masih harus mendapat perawatan di RSHS Bandung.
"Pelaku masih mengelak saat ditanya kasus penculikan ini. Malah saat ditanya, dia malah setengah teriak, tanya 'Mana anak saya? Mana anak saya?' Kita tunggu sampai kondisinya benar- benar bisa dimintai keterangan," kata Martinus saat dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (31/3/2014).
Diberitakan sebelumnya, polisi berhasil mengungkap kasus penculikan bayi dari pasangan Toni Manurung (26)-Lasmaria Boru Manulang (25). Desy, yang menyaru seperti dokter lengkap dengan jas putihnya, membawa lari bayi kedua Tony ke dalam tas jinjing warna oranye.
Bayi bernama Valencia Yusnita Manurung, yang dilahirkan pada sekitar pukul 09.30, Selasa (25/3), itu pun sempat hilang selama tiga hari, ditemukan Jumat (28/3). Bayi mungil dengan berat 3,4 kilogram dan tinggi 49 sentimeter sempat tinggal di kediaman Desy yang berada tak jauh dari RSHS.
Kondisi Valencia semakin hari semakin sehat. Ia terlihat tenang setelah diberi air susu ibu (ASI) oleh sang ibu, kemarin.
Lasmaria bersyukur karena sejak kembali ke pelukannya, Valencia langsung mau menyusu padanya. Sebelumnya ia sempat khawatir karen memikirkan anak keduanya itu berada di tangan orang tak dikenal.
"Soalnya sempat saya beri ASI setelah lahir. Ketika dibawa orang saya kepikiran anak saya dikasih minum apa," katanya di rumahnya di Gang AMD III RT 04/RW 03, Babakan Irigasi, Kelurahan Tarogong, Kecamatan Bojongloa Kaler, kemarin.
Sebagai ibu, ia sempat punya kekhawatiran bila anak sudah diberi susu botol enggan menyusu ASI. Namun ia bersyukur Valencia mau minum ASI.
Dari peristiwa yang dialaminya, ia mengambil hikmah untuk semakin berhati-hati dan tidak mudah untuk percaya pada orang yang baru dikenalnya. "Hikmahnya saya harus berhati-hati saja," katanya.
Hal serupa diungkapkan Toni. Menurutnya, banyak hal didapat dari peristiwa hilangnya Valencia. Selama ini ia tidak pernah berpikiran jelek kepada siapa pun. Karenanya saat ia dan istrinya beberapa kali diajak bicara dengan pelaku, mereka tidak menaruh curiga.
"Yah, setidaknya sekarang kami harus lebih hati-hati lagi. Saya akan jaga kedua anak-anak saya ini," kata sopir angkot ini, yang sudah kembali aktivitasnya sehari-hari. (dic/tif)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.