Cecep Solihin Mengaku Rasul
Polrestabes Bandung menggerebek sebuah kelompok yang diduga aliran sesa
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Polrestabes Bandung menggerebek sebuah kelompok yang diduga aliran sesat di Jalan Cinta Asih, RT 01/ 11, Kelurahan Samoja, Kecamatan Bandung Wetan, Bandung, Rabu (2/4/2014).
Kelompok itu dipimpin seorang pria bernama Cecep Solihin. Bersama tujuh orang pengikutnya, Cecep digelandang ke Mapolrestabes Bandung.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Mashudi mengatakan, Cecep pernah memiliki catatan hitam. Sebelum pindah ke lokasi di kawasan Samoja itu, Cecep pernah diusir dari wilayah Cikalong Tengah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Ketika itu, dia dianggap menyebarkan aliran sesat.
Selain membawa dan mengamankan Cecep, polisi juga mengamankan beberapa berkas, tafsir Quran, surat pernyataan, buku-buku, dan beberapa dokumen lainnya sebagai barang bukti ke Mapolrestabes Bandung.
"Awalnya, warga melaporkan ada aliran sesat. Kami masih amankan dulu lokasi. Dia (Cecep) pernah diusir dengan surat pernyataan yang ditandatangani oleh aparat setempat pada Januari 2014," ujar Mashudi, yang didampingi Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Nugroho Arianto, semalam.
Mula-mula, kata Mashudi, ada tiga lelaki yang berasal dari Bekasi dan Cikalong Tengah KBB yang melaporkan bahwa istri mereka tidak pulang ke rumah. Setelah mendapat laporan itu, kepolisian memanggil pihak RT dan RW tempat di mana rumah yang diduga sebagai tempat aliran sesat itu berada.
"Ada yang istrinya tidak pulang lima hari, bahkan ada juga yang tidak pulang sampai sebelas hari. Dari situ lapor ke Polsekta Bandung Wetan. Akhirnya kami bersama-sama suami atau pelapor datang ke sini untuk menemukan istrinya. Tapi ternyata tidak ada. Katanya sedang jalan-jalan," kata Kapolrestabes.
Sekretaris Umum (Sekum) MUI Jabar Raffani Achyar, yang turut serta dalam penggerebekan, mengatakan, MUI masih akan mendalami dan menyelidiki kasus ini dari beberapa berkas, tafsir, dan kitab yang diamankan. Selain itu, MUI akan memintai keterangan dari para saksi yang juga anggota kelompok ini.
Saat penggeledahan, Raffani sempat menyaksikan ada beberapa buku dan berkas yang dibawa, seperti surat keterangan Abu Bakar Baasyir yang menentang pemerintahan RI, ada buku akidah, dan ada skema coretan NII.
Raffani mengatakan, dia membaca ada surat keterangan dari Cecep yang dibubuhi tanda tangan yang bersangkutan. Intinya, surat tersebut menyatakan Cecep mengaku sebagai rasul.
Raffani menegaskan bahwa kelompok tersebut sudah mengindikasikan termasuk aliran sesat. Cecep jelas-jelas mengaku nabi atau rasul dan hal itu salah satu dari sepuluh kriteria aliran sesat.
"Tulisannya, ana rosulum minkum, yang kurang lebih maknanya 'saya rasul kalian'. Itu ditandatangani juga oleh dia (Cecep, Red). Saya akan ikuti penyelidikan dan perkembangannya," ujar Raffani.
Raffani mengatakan, di dalam aliran tersebut ada indikasi pencucian otak terhadap para pengikut oleh Cecep. Selain dalam bertutur katanya melantur, lanjutnya, saat diajak pulang oleh kedua orang t uanya, para pengikut Cecep itu tidak mau, bahkan menangis.
"Ya, bisa dikatakan begitu (cuci otak). Masa anak-anaknya diajak pulang orang tuanya malah nangis dan tidak mau," kata Raffani.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, kepolisian menempatkan beberapa personel berseragam dan berpakaian preman di lokasi penggerebekan. Warga yang penasaran dengan aktivitas yang dilakukan polisi sempat berkerumun di sekitar lokasi kejadian.
Beberapa wanita peserta pengajian di rumah yang digerebek polisi di kawasan Samoja, Kota Bandung, Rabu petang, menyangkal telah terlibat ajaran sesat di bawah pimpinan Cecep Solihin. Mereka menilai penggerebekan oleh polisi terjadi akibat salah paham soal urusan intern beberapa keluarga.
"Kami yang ikut pengajian di rumah Pak Cecep itu satu keluarga besar. Kami ini rutin pengajian seminggu sekali," ujar Tita Khadijah, salah satu peserta pengajian itu, di markas intel Polrestabes Bandung kemarin. Pengajian ini diikuti istri seizin suami dan sebaliknya. "Ada juga yang suami- istri ikut pengajian rutin," kata dia.
Hanya belakangan, kata dia, memang ada agenda khataman pengajian yang sepakat diikuti para peserta selama 10 hari. Acara khataman tersebut sudah berlangsung beberapa hari di rumah Cecep di Jalan Cinta Asih RT 01 RW 11, Kelurahan Samoja.
"Masalahnya ada tiga istri yang ikut pengajian yang tidak diizinkan suaminya tetap memaksa ikut acara khataman," tutur Tita. Ketiga suami asal Cikalong Wetan dan Bekasi tersebut lantas menggeruduk rumah Cecep. "Jadinya heboh begini sampai ke kantor polisi," kata dia. (dic/tco)