Caleg Partai Golkar Minta Uang Sumbangannya untuk Masjid Dikembalikan
Caleg Partai Golkar berinisial AD, meminta kembali uang yang ia sumbangkan untuk masjid di Kampung Malaganti.
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Calon anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya dari Partai Golkar berinisial AD, meminta kembali uang yang ia sumbangkan untuk masjid di Kampung Malaganti, Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi.
Sumbangan sebesar Rp 2,5 juta itu, diambil kembali karena AD gagal terpilih sebagai wakil rakyat.
"Caleg itu memberikan sumbangan awal Rp 2,5 juta, dari keseluruhan yang dijanjikan semuanya 10 juta. Namun, sudah diambil lagi oleh tim sukses karena calegnya gagal terpilih," kata pengurus Masjid Al Hidayah, Wahyudin, Selasa (22/4/2014).
Menurut Wahyudin, awalnya caleg itu datang ke pengurus DKM kampungnya. Kala itu, ia berjanji memberikan sedekah sebesar Rp 10 juta untuk bantuan pembangunan masjid.
Namun, sumbangan itu bersyarat. Sang caleg, meminta masyarakat sekitar masjid itu memilih dirinya saat hari pemungutan suara Pemilu 2014, Rabu (9/4).
"Untung saja, uang yang baru diberikan caleg itu belum dibelikan apa-apa. Soalnya saya sempat curiga dengan permintaan caleg itu. Betul saja, dua hari setelah pencoblosan, ada tim sukses dan caleg itu SMS ke saya minta uang sumbangan dikembalikan," kata Wahyudin.
Wahyudin menambahkan, alasan caleg meminta sumbangannya dikembalikan karena suaranya di kampung ini hanya 17 dari jumlah DPT sebanyak 1.300 orang.
"Sumbangan di desa ini bukan di kampungnya saja. Bahkan, caleg sama meminta uang sumbangannya di Kampung Ciemoh dan Cibatu yang masih satu desa di sini. Kalau di Ciemoh uang itu sudah dibelikan pipa saluran air warga dan batu. Caleg juga meminta pipa dan batu itu dijual dan uangnya dikembalikan lagi," ungkap dia.
Dengan kejadian ini, Wahyudin hanya berharap pembangunan masjid di wilayahnya akan segera selesai meski sumbangan caleg itu diambil kembali.
Wahyudin percaya, rumah ibadah umat Muslim ini bakal selesai dibangun meski tanpa sumbangan dari caleg tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, AD belum berhasil dihubungi untuk dimintai keterangannya.