Lestarikan Awi Tutul Selamatkan Lingkungan Hidup
Terlebih setelah mengetahui awi tutul atau bambu tutul dengan kulit luar (hinis)nya bermotif seperti loreng
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- SETELAH bertemu dengan seorang pakar bambu, H Jatnika Nanggamiharja, dalam seminar tentang kearifan lokal Sunda di Lembang Bandung dua tahun lalu, membuat kegemaran Aip Saripudin SPd/i (44) terhadap bambu makin tinggi.
Terlebih setelah mengetahui awi tutul atau bambu tutul dengan kulit luar (hinis)nya bermotif seperti loreng atau lurik mirip ekor macan (maung).
Tanaman itu tumbuh dua rumpun tak jauh dari Padepokan Apun Pageur Gunung sekaligus rumah tempat tinggalnya di Dusun Sambongjaya RT 01/04, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis. Bambu tersebut merupakan bambu (awi) yang langka. Jarang didapatkan sulit diperoleh. Awi tutul ini begitu khas, sangat beda dengan bambu lainnya seperti gombong, bitung, awi surat, wulung, haur dan sebagainya.
"Biasanya bagi warga kampung saya selama ini hanya digunakan untuk kayu bakar dan bahan bangunan saja. Ternyata awi tutul ini termasuk awi langka dan banyak kegunaannya," tutur Aip Saripudin SPd/I, penyair ,budayawan sekaligus guru Bahasa Sunda di sebuah MTs di Cisaga kepada Tribun belum lama ini.
Atas pertimbangan kelangkaan tersebut, Aip kemudian berpikir untuk mengembangbiakan awi tutul ini. "Ternyata untuk perbanyakannya tidak susah. Cukup ambil bongol dari rumpun aslinya. Kemudian ditanam ditempat lain. Dari bongol yang dipelihara dengan baik akan tumbuh tunas-tunas baru awi tutul. Target pertama saya adalah lingkungan disekitar Padepokan Apun Pageur Gunung di Cisaga. Sekarang kami menanamnya di berbagai situs atau tempat keramat peningalan sejarah. Seperti di Situs Karangkamulyaan, Situs Galuh Gara Tengah Salawe, Situs Kertabumi dan di tempat peninggalan sejarah lainnya," ujar bapak tiga anak ini .
Untuk mengembangbiakkan awi tutul ini Aip tidak seorang diri. Ia bersama rekan-rekannya dari komunitas Padepokan Apun Pageur Gunung melakukan penanaman awi tutul ini di beberapa tempat. Targetnya adalah lingkungan seluruh situs-situs yang ada di Ciamis akan ditanami awi tutul. "Awi tutul ini tak bisa dipisahkan dari kebesaran sejarah Kerajaan Galuh," katanya.
Inspirasi Aip dan temannya-temannya dari Komunitas Apun Pageur Gunung dan Konunitas Adat Galuh Gara Tengah Salawe Cimaragas sebut saja nama mereka : R Latif Adiwijaya, R Iswanto Tirta Wijaya, Opang, Rasum, Yayan, Anto dan lainnya. Selain mengembangbiakan awi tutul tujuan lainnya adalah melestarikan awi sebagai plasma nutfah Tatar Galuh Ciamis sekaligus berperan serta menyalamatkan lingkungan hidup.
Rumpun bambu yang tumbuh subur dapat meningkat daya serap air dalam tanah sehingga bisa mengurangi banjir. Dan erosi bila ditanam di lereng-lereng tebing. Selain peghasil oksigen, batang dan ranting bamboo bisa dijadikan berbagai aneka ragam barang yang bermanfaat.(sta)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.