Korban Penikaman Meninggal Setelah Sebulan Berjuang Melawat Maut
Warga Kelurahan Rerewokan Lingkungan I Kecamatan Tondano Barat itu telah berjuang melawan maut selama satu bulan akibat tusukan pisau.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TONDANO - Gracella Piter, remaja putri 17 tahun yang menjadi korban penikaman FAS alias Sky (26), 25 Maret lalu, akhirnya meninggal dunia, Selasa (29/4/2014) di RSUP Malalayang.
Warga Kelurahan Rerewokan Lingkungan I Kecamatan Tondano Barat Minahasa itu telah berjuang melawan maut selama satu bulan akibat tusukan pisau yang sampai merobek paru-paru kanannya.
Selasa sore, rumah duka dipenuhi sanak saudara korban yang akrab disapa Cella ini. Keharuan tampak menyelimuti, kala jenazahnya tiba di rumah duka.
Ratusan pasang mata yang melihat tubuhnya yang telah kaku di peti, merah dan berair, bahkan air mata terus tercurah. Sebelumnya, Cella pun langsung diotopsi untuk proses hukum.
Di tengah kerumunan orang, seorang perempuan tampak jadi pusat perhatian. Ia berusaha tegar. Handuk putih tergantung di pundaknya. Matanya sembab dan sayu, tak bersemangat.
Dia adalah Eci Kumayas, wanita yang dengan setia mendampingi Cella, yang sama-sama berjuang dengannya untuk bisa bertahan hidup. Cella memanggilnya Mama. Ya dari rahim Ecilah, kehidupan Cella dimulai, hingga lahir ke dunia dan hidup selama 17 tahun lebih.
Kepada Tribun Manado (Tribunnews.com Network) Eci bertutur, Cella meninggal akibat tak berfungsinya paru-paru kanannya. Pemeriksaan awal di RS Bethesda Tomohon mengungkapkan luka tikaman hanya sampai pada selaput paru-paru.
Namun setelah dilarikan ke RSUP Kandou Malalayang, terungkap bahwa paru-parunya ternyata robek.
"Ternyata robek, sehingga dalamnya sudah infeksi. Dia bisa hirup O2, tapi tak bisa keluarkan CO2," ujarnya.
Cella sebenarnya sempat pulang ke rumah selama dua hari, setelah mendapat perawatan selama 10 hari di RS Bethesda Tomohon, setelah kejadian nahas tersebut.
"Saat di rumah, kondisinya drop lagi. Lalu dibawa ke Tomohon lagi. Setelah diperiksa ternyata ada cairan lagi," kenangnya.
RS Bethesda Tomohon kemudian angkat tangan, dan merujuk Cella ke RSUP Kandou Malalayang. Di sana, Cella harus dioperasi untuk mengeluarkan cairan pada paru-parunya.
Beberapa hari sebelum operasi, Eci mengaku Cella terus menanyakan jadwal bedah. "Ia begitu bersemangat ingin segera operasi, agar segera keluar dari ICU. Karena di situ, ia melihat tiga orang meninggal di situ. Sebelum operasi, ia makan banyak dan tampak kuat, " ujar eci.
Masa kritis Cella sebenarnya sempat terlewati. Ia bahkan bisa sempat mengangkat tangannya. Namun pada Senin lalu, ia kembali mengalami masa kritisnya. Malamnya ia sempat meminta saya untuk menciumnya.