Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akibat Pemblokiran Jalan Akses ke Terminal 7 Ribu Kontainer Tertahan Di Pelabuhan

Hingga kini sudah sebanyak 7.200 unit kontainer yang tertumpuk di TPK Palaran karena tidak bisa keluar

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Akibat   Pemblokiran   Jalan Akses  ke  Terminal   7  Ribu Kontainer Tertahan Di Pelabuhan
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (18/12/2013). Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyatakan bahwa 60 persen kegiatan bongkar muat peti kemas berada di Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini menunjukkan bahwa pelabuhan memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Warta Kota/angga bhagya nugraha 


Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede

TRIBUNNEWS.COM.SAMARINDA,  - Pemblokiran jalan akses ke Teminal Peti Kemas (TPK) Palaran di Simpang Pasir, serta pembatasan waktu lintasan di kontainer di Jalan  Jakarta sangat disayangkan Wakil Walikota Samarinda Nusyirwan Ismail.

 Bahkan menurutnya, bila terus menerus seperti ini TPK Palaran terancam tutup.

"Mengingat sekarang ini sudah ada sebanyak 7.200 unit kontainer yang tertumpuk di TPK Palaran karena tidak bisa keluar," kata Nuysirwan, Rabu (7/5/2014).

Aktifitas bongkar muat di TPK Palaran dikatakan normal jika tumpukan kontainer hanya berkisar diangka 3.000 unit. Dimana dalam sehari, ada 500 unit kontener yang keluar diantar ke kompleks pergudangan di jalan Ir Sutami.

"Artinya sekarang ini  ada penumpukan satu kali lipat lebih akibat kontainer tidak keluar karena protes 
warga tadi," kata Nusyirwan.

Pemblokiran tersebut kata Nusyirwan tentunya berdampak luas. Tidak sekedar gangguan terhadap arus lalu lintas, tetapi yang lebih besar, jelas Nusyirwan adalah stabilitas ekonomi di Kota Samarinda. Karena jelasnya, jika pengiriman barang ke Samarinda terhambat, maka dikhawatirkan bisa berdampak pada melonjaknya harga kebutuhan pokok. Tentunya hal ini juga berimbas ke daerah terdekat seperti Kukar, Bontang, Kubar dan Kutim. 

"Apalagi bulan depan kita sudah memasuki bulan suci ramadhan. Harusnya hal ini tidak boleh terjadi," katanya. 

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas