Lidah Api di Kebakaran Pasar Sentral Makassar Tampak Seperti Dua Wajah Manusia
Dalam kegelapan, jilatan lidah api terlihat membentuk dua wajah manusia pada sisi kanan dan kiri. Fenomena unik ini tertangkap kamera.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Kebakaran hebat melanda Pasar Sentral Makassar, Rabu (7/5/2014) malam. Kejadian ini dianggap sebagai kebakakan terdahsyat yang pernah melanda pusat perbelanjaan terbesar di Makassar itu.
Kobaran api dilaporkan melalap seluruh bagian kompleks pasar. Banyaknya material yang terbakar membuat api membumbung tinggi di sekitar lokasi kebakaran.
Pada saat itu terjadi, wartawan Tribun Timur menangkap fenomena unik yang dihasilkan kobaran api. Dalam kegelapan, jilatan lidah api terlihat membentuk dua wajah manusia pada sisi kanan dan kiri. Fenomena unik ini tertangkap kamera.
Adapun kebakaran yang melanda Pasar Sentral Makassar kemarin adalah yang keempat kalinya dalam tiga tahun terakhir. Disebutkan, pasar tersebut pernah terbakar pada Selasa, (28/6/2011), Rabu, (6/11/2013), Senin (13/1/2014), dan Rabu (7/5/2014). Kejadian yang terakhir dilaporkan menjadi kebakaran terbesar.
"Ini yang paling besar kurasa. Habis semua kawasan sentral," ujar Rakib, pedagang pasar yang mengaku los jualannya habis terbakar, sekitar pukul 02.10 WITA, Kamis (8/5/2014) dini hari.
Seluruh kompleks pasar sental habis terbakar. Los baru yang rencananya baru mau dijual, juga ludes dilalap api. Bahkan api sudah menjalar ke seberang Jalan Kaya dan Jalan Irian.
Pemadam tampak kewalahan memadamkan api. Saat ini, api masih terlihat membakar los jualan. Hingga kini api terus berkobar di dalam Pasar Sentral Makassar. Belum ada tanda-tanda api akan padam. Api malah semakin membesar.
Bahkan, pemadam kebakaran terlihat seperti pasrah melihat amukan si jago merah. Aktivitas penyemprotan tidak ada lagi seperti beberapa menit sebelumnya. Mobil pemadam hanya terlihat menganggur, entah kehabisan air atau ada kendala lain.
Sementara barang dagangan yang berhasil diselamatkan dari amukan api di Pasar Sentral bertumpuk di sepanjang Jalan Cokroaminoto. Barang dagangan ini dijaga pemiliknya karena khawatir ada yang akan menjarah, memanfaatkan kesulitan seperti kejadian kebakaran sebelumnya. TRIBUN TIMUR