Virus MERS Urungkan 20 Jemaah Haji "Terbang"
Munculnya kasus penyakit Midle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS CoV), yang berasal Saudi Arabia memberi dampak negatif nan luas.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Munculnya kasus penyakit Midle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS CoV), yang berasal Saudi Arabia memberi dampak negatif nan luas. Pemilik travel, biro jasa perjalanan Haji dan Umrah tak luput dari paparan efek buruknya.
Kerugian secara finansial tak mampu dibendung. Musababnya, sejumlah calon penumpang urung niat untuk berangkat ke Tanah Suci tersebut. Bahkan, tak sedikit penumpang yang sudah memesan paket umrah, membatalkan keberangkatannya.
" Sebenarnya dampaknya belum terlalu besar. Namun, sudah ada beberapa customer yang menunda keberangkatannya ke Tanah Suci karena takut terkena virus tersebut," ujar Pimpinan Travel Siar Haraman International Tour and Travel, Muhammad Nur Basir saat berbincang dengan Tribun di kantornya, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Minggu (11/5).
Ia mengungkapkan, saat ini telah lebih dari 20 customer yang menunda keberangkatan ibadahnya. Ketakutan semakin menyeruak karena ada jemaah asal Medan yang diduga terkena virus tersebut dan meninggal dunia.
"Kalau kerugian pasti ada karena jumlah pemesanan tiket kita berkurang. Namun, kita tetap mengirim para jemaah yang masih ingin berangkat ke Arab Saudi karena dari pemerintah kan belum memberikan peringatan yang melarang masyarakat untuk ke sana," ungkapnya.
Ia menambahkan, kerugian juga belum terlalu karena kebanyakan yang menunda keberangkatan rata-rata belum memesan tiket, uang muka juga belum diberikan dan administrasinya belum diurus.
Hal senada juga dikatakan Bisnis Manajer Al Muchtar Travel jalan Sisingamangaraja, Eko. Sejak merebaknya virus MERS, pihaknya masih tetap memberangkatkan para jemaah ke Arab Saudi.
"Jemaah masih tetap melakukan perjalanan, karena belum ada peraturan resmi dari pemerintah yang melarang jemaah untuk pergi ke Arab Saudi," ujarnya.
Ia mengungkapkan, jika pemerintah mulai melakukan pelarangan keberangkatan jemaah umroh maka hal tersebut pastinya akan berdampak bagi travelnya.
"Kalau dampak pasti adalah, kami setiap bulannya bisa memberangkatkan sekitar 50 jemaah untuk umroh setiap bulannya, kalau ada larangan otomatis akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan travel kami," ungkapnya.
Ia menjelaskan, saat ini biaya umrah di travelnya untuk paling murah sekitar Rp 16 jutaan, dan termahal kelas VIP Rp26 jutaan dengan waktu selama 9 hari. Oleh karena itu, bila pemerintah menetapkan pelarangan maka travelnya akan mengalami kerugian.