Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

375 KK Tempati Bantaran Rel Bakal Digusur untuk Bangun Rel Ganda Layang ke Bandara Kualanamu

Warga yang menempati bantaran rel kereta api bakal digusur untuk pembangunan rel ganda layang ke Bandara Internasional Kualanamu (KNIA).

Editor: Sugiyarto
zoom-in 375 KK Tempati Bantaran Rel  Bakal Digusur untuk Bangun Rel Ganda Layang ke Bandara Kualanamu
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Warga yang menempati bantaran rel kereta api bakal digusur untuk pembangunan rel ganda layang ke Bandara Internasional Kualanamu (KNIA).

Camat Medan Timur, Parulian Pasaribu mengatakan bantaran rel kereta api yang ditempati warganya merupakan lahan PT KAI.

"Akan ada pengusuran. Kalau uang kerohanian berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu. Seluruh warga yang membangun di kawasan itu, tak ada izin. Yang menghuni kawasan itu mencapai 375 KK. Sudah saya tanya sama orang PT KAI,  katanya tidak ada dasar untuk melakukan ganti rugi," kata Parulian saat ditemui, Jumat (23/5).

Parulian mengatakan dulunya rumah tersebut dihuni keluarga pegawai PT KAI yang pensiun. Ada juga yang dikontrakkan pada orang lain, yang bukan pekerja PT KAI. 

"Enggak usah kita ributkan itu saja. Kalau Gaharu 1 dan 2 kawasan utama yang akan digusur. Kita enggak ada celah untuk membela warga karena bukan tanah mereka."  

Khaidir, yang bermukim di bantaran rel Jl Gaharu, mengatakan sudah mendengar rencana penggusuran mereka sejak beberapa tahun lalu. Namun hingga sekarang ia belum mendapat pemberitahuan penggusuran.

"Dari dulu sudah saya dengar akan ada pengusuran. Tapi gitu-gitu saja tak tahu kapan. Tapi saya yakin pengusuran akan tetap terjadi. Tapi tak tahulah kapan berlangsung. Mungkin dua tahun lagi ataupun tahun depan. Kalau bisa sebelum pengurusan terlebih dahulu agar bisa kami mengambil barang banggunan," ujarnya saat ditemui, Jumat.

Berita Rekomendasi

Ia mengakui tanah yang ditempati sekarang adalah milik PT KAI. Khaidir tinggal di sana sejak puluhan tahun lalu. Bahkan tidak sedikit warga yang menjual rumah ataupun tanah kepada pihak lain. Sebelumnya warga menyewa Rp 50 ribu setiap tahun kepada pegawai PT KAI.

"Dari Rp 50 ribu uang sewa, terkadang masyarakat tidak bayar. Bahkan warga sekitar ada yang jual tanah ini kepada orang lain. Kemungkinan menjelang pengusuran nanti banyak warga yang menjual rumah. Istilah jual rumah itu, tukar tanganlah. Saya belum tahulah mau tinggal d imana, dahulu sempat ditawarkan di Rumah Susun Kayu Putih, tapi lokasinya jauh."

Samsul, yang juga tinggal di bantaran rel Jl Gaharu, mengaku  tidak akan mampu berbuat apapun, karena zaman sekarang  pemilik uang yang menang. Misalkan, Center Point yang berada di lahan PT KAI Jl Jawa.

"Banyak uang lah pemenang, kalau macam kami orang susah, melawan pun tak ada gunanya karena akan tetap digusur. Jadi kami hanya berharap, pemerintah memberikan kami solusi untuk tinggal. Janganlah pula digusur begitu saja tanpa pembayaran yang sebanding, serta dibiarkan tidak dipedulikan sama sekali," ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Renward Parapat mengatakan rel ganda layang akan dibangun dari Stasiun Kereta Api Besar Medan hingga ke Perumnas Mandala.

"Jelas pembangunan ini akan berdampak pengurangan kemacetan karena seperti sekarang, dalam waktu 20 menit setiap kereta api akan melewati 12 perlintasan. Maka dari itu, ketika ada rel ganda layang, lalu lintas tak macet. Tapi untuk kereta api barang tetap menggunakan rel bawah," katanya.(cr6)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas