Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harga Cabe di Kabupaten Semarang Turun, Jelang Ramadhan

“Sudah satu bulan ini harga cabe turun. Cabe keriting yang biasanya Rp 35 ribu turun menjadi Rp 4.000.

zoom-in Harga Cabe di Kabupaten Semarang Turun, Jelang Ramadhan
SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR
Pedagang menjual cabai merah di Jalan Kartini, Peunayong, Banda Aceh, Rabu (6/11/2013). Harga cabai merah di Banda Aceh naik dari Rp 38.000 menjadi Rp 60.000 per kilogram. Menurut pedagang hal tersebut akibat stok cabai di Aceh dijual ke Medan pascameletusnya Gunung Sinabung di Sumatera Utara. SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR 

TRIBUNNEWS.COM,AMBARAWA– Sebulan menjelang Bulan Ramadhan, harga bahan pokok dan sayur mayur biasanya merangkak naik.

Namun, di Kabupaten Semarang, harga komoditas sayuran terutama cabe dan unclang (daun bawang) malah anjlok.

Harga di tingkat petani untuk cabe keriting dari Rp 25-35 ribu, turun menjadi Rp 4.000 per kilogram.

Akibatnya, banyak yang merugi, karena hasil panen tidak sebanding dengan biaya produksi.

Salah seorang petani sayuran di Bandungan, Rugimin (41) mengatakan, harga cabe saat ini terus turun, hal itu membuatnya jatuh merugi.

Sebab, biaya produksi setiap 1.000 meter persegi minimal Rp 5 juta.

Sementara, hasil panen saat dijual tidak dapat menutupi biaya produksi.

“Sudah satu bulan ini harga cabe turun. Cabe keriting yang biasanya Rp 35 ribu turun menjadi Rp 4.000.

Selain itu sayuran unclang dari harga Rp 5.000 turun menjadi Rp 1.500-2.000.

Cabe jenis Sret dari Rp 50-60 ribu menjadi Rp 9-10 ribu per kilogramnya,” kata Rugimin, Jumat (30/5/2014) pagi.

Sekalipun harganya anjlok, Rugimin mengaku tetap memanen cabenya guna menghindari kerugian yang lebih besar.

Ia menengarai turunnya harga cabe dan komoditas sayur lainnya disebabkan karena melimpahnya stok di Terminal Agrobisnis, Bandungan.

Sebab, di pasar khusus sayuran tersebut juga diserbu pasokan sayuran dari daerah lain, seperti Temanggung dan Magelang.

“Kami berharap beberapa minggu ke depan harga membaik. Karena masih ada sisa tanaman yang bisa dipanen,” ungkapnya.

Petani lainnya di Bandungan, Lestari (40) mengatakan, kerugian petani selain karena harganya turun juga disebabkan serangan hama. Sebab memasuki pergantian musim, sehingga banyak tanaman yang terkena penyakit.

“Selain harganya murah, kami juga kerepotan mengatasi masalah hama dan penyakit tanaman sayuran. Saat ini yang kerap muncul penyakit kuning pada unclang, sehingga tanaman rusak dan tidak bisa panen,” ungkap Lestari.

Dia berharap, Pemerintah turut membantu mengatasi hama dan penyakit serta masalah harga ini.

Sehingga petani tidak terlalu merugi ketika tiba-tiba harga sayur di pasaran anjlok.

Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas