Pameran Soekarno, Ada Foto Bertanda Tangan Sang Proklamator
"Saya mulai mengumpulkan tentang Soekarno sejak 1984. Sejak saya ikut Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di kampus" kata alumnus Unud ini
TRIBUNNEWS.COM,DENPASAR- Di sebuah ruangan, tampak gambar Proklamator Soekarno dipajang dalam frame berukuran 45x60 cm menghadap pintu.
Gambar itu adalah satu di antara banyak koleksi yang dipamerkan di Yayasan Panti Marhaenis Jalan Banteng 1 Denpasar oleh Alit Widu Saka.
Lagu perjuangan melantun di ruangan pameran foto dan pernak-pernik Soekarno itu. Sebuah gambar Soekarno sedang membacakan naskah Proklamasi diletakkkan di atas taplak berwarna merah putih.
Poster-poster bergambar Soekarno dengan jargon-jargonnya dipajang di empat ruangan.
Hampir semua gambar dibingkai apik dalam figura dengan frame yang kebanyakan hitam.
Ada 113 foto dan poster pernak-pernik Soekarno yang dipajang.
Sebuah jam dinding bertuliskan 100 tahun Soekarno (1901-2001) tak ketinggalan mengisi ruangan.
Tidak hanya gambar Soekarno ketika menjadi presiden, Alit Widu Sada juga menyimpan gambar Soekarno remaja dan kanak-kanak.
Selain poster dan pernak pernik ada lebih dari 200 judul buku yang masuk dalam koleksi.
Buku-buku itu dipampang di etalase berukuran 4x2 meter.
"Saya mulai mengumpulkan tentang Soekarno sejak 1984. Sejak saya ikut Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di kampus" kata alumnus Universitas Udayana ini.
Alit menjelaskan keterkaitannya dengan Soekarno.
"Kebetulan kuliah di Udayana, jurusan juga tidak ada hubungannya dengan politik, yaitu seni rupa dan desain. Cintanya turunan dari sang ayah yang kagum akan Soekarno. Kini anak saya yang kuliah di Fakultas Ekonomi Udayana juga mencintai Soekarno" kata pria berkumis ini.
"Sebagai fotografer saya belum mengalami masa-masa Soekarno, jadi fotonya juga dapat dari orang atau internet. Tapi ada tanda tangan asli dari Soekarno" kata Alit.
Tanda tangan asli dia dapat dari seorang mantan personel Agkatan Udara yang tinggal di Bogor.
"Soekarno dulu kalau tidak salah pernah mengadakan kunjungan ke Bogor, lalu dia menyodorkan sebuah kertas dan ditandatanganinya" kata pria kelahiran 14 Maret 1964 ini.
Menurut Alit, Soekarno adalah sosok seniman, sastrawan, dan pemain teater.
"Pernah ketika dibuang ke Ende, dia (Soekarno) memberikan pengetahuan bermain teater. Pemimpin dulu, dipenjara dahulu baru jadi pemimpin. Kalau sekarang kebalikannya" kata Alit bercanda.
Kegiatan yang diselenggarakan di Yayasan Panti Marhaenis.
Jalan Banteng no 1 Denpasar ini menurut dosen Jurusan Fotografi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini dalam rangka Bulan Soekarno.
Bekerjasama dengan dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Denpasar dan Persatuan Alumni GMNI Bali, Alit mengadakan pameran foto dan pernak pernik Bung Karno mulai tanggal 6 - 21 Juni 2014.
Ditengah acara nanti juga akan di selenggarakan beberapa kegiatan lain seperti pemutaran film, diskusi, seminar, juga baca puisi.
"Tapi semuanya tetap berhubungan dengan Soekarno" ujarnya.