PSK Dolly Bakal Boikot Pilpres karena Tak Ada Capres Menengok Nasibnya
"Ada yang datang dari pengurus partai. Tapi warga dan PSK di sini sepakat boikot tak nyoblos capres," kata dia.
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Nasib para PSK Dolly kini hanya bisa berharap untuk tidak di tutup oleh Pemkot Surabaya.
Menyusul kebijakan Pemerintah Kota Surabaya tentang penutupan lokalisasi pelacuran Dolly dan Jarak, warga dan pekerja seks komersial (PSK) di dua lokasi itu mengaku tak akan ikut mencoblos dalam pemilihan presiden, 9 Juli mendatang.
"Kita di sini boikot tak akan mencoblos di Pilpres nanti. Karena tak ada capres yang peduli nasib PSK dan warga di Dolly dan Jarak," kata salah satu PSK yang enggan menyebutkan namanya sembari tertawa lebar, Rabu (18/6/2014).
Selama ini, kata perempuan itu, dari dua kandidat capres tak ada yang berkunjung ke lokalisasi pelacuran Gang Dolly dan Jarak.
"Ada yang datang dari pengurus partai. Tapi warga dan PSK di sini sepakat boikot tak nyoblos capres," kata dia.
Meski demikian, PSK ini mengaku lebih suka kepada Prabowo Subianto.
"Prabowo itu orangnya gagah. Pasti jika '.......' saya mantap. Apalagi mau nikahi saya," katanya tertawa lebar.
Sementara saat ditanya soal figur Jokowi, PSK yang menetap di wisma Jarak itu tak mau berkomentar. Alasannya karena Jokowi sudah punya istri.
"Takut ah, karena Jokowi punya istri. Pak Prabowo itu kan duda," ungkapnya lagi.
Sementara itu menurut Saputra alias Pokemon, Koordinator Komunitas Pemuda Independen (KOPI), warga di Dolly dan Jarak, memang tak akan mencoblos di pilpres nanti.
"Tak ada capres yang menarik dan peduli pada nasib kita," kata dia singkat.