Takut Bentrok, PSK Dooly Pilih Pulang Kampung, Ada yang Nekat Praktek
"Kata temannya, mereka pulang ke kampung halaman karena takut. Karena beberapa hari ini, di Dolly banyak aksi demonstrasi dan intimidasi," ungkap
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Penutupan lokalisasi Dolly masih diwarnai pro dan kontra.
Kabar rencana penutupan kawasan lokalisasi pelacuran Dolly di Surabaya telah lama membuat gusar para pekerja seks komersial (PSK) di sana.
Ada sebagian yang takut, dan memilih pulang. Namun ada juga yang ngotot dan bertahan.
Lilis, salah satu "mami" pemilik wisma di Gang Dolly mengaku kehilangan dua PSK-nya, sejak beberapa hari menjelang penutupan Dolly.
"Kata temannya, mereka pulang ke kampung halaman karena takut. Karena beberapa hari ini, di Dolly banyak aksi demonstrasi dan intimidasi," ungkap si mami, Rabu (18/6/2014).
Mami PSK yang akrab dipanggil Mbak Lies ini memiliki 10 anak buah PSK. Jika yang pulang dua, saat ini dia hanya mengasuh delapan PSK.
"Saya harap sisanya ini tidak ikut-ikutan pulang, biar wisma saya tetap beroperasi," kata dia.
Ketakutan juga dialami PSK yang dipekerjakan Johan, pemilik wisma Harmoni di kawasan Jalan Jarak Surabaya.
Namun, karena Johan lebih dini meyakinkan 10 PSK-nya, maka semua anak buahnya itu sekarang masih bertahan.
"Mereka justru sekarang ngotot bertahan dan menolak kebijakan Pemkot Surabaya," kata Johan.
Hari ini, Menteri Sosial Salim Segaf Aldjufri dijadwalkan memimpin deklarasi penutupan Dolly di Gedung Islamic Center yang lokasinya tidak jauh dari komplek lokalisasi.
Sementara pekerja Dolly menyiapkan aksi penolakan deklarasi tersebut.