Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pentas Wayang Orang Kembali Digelar di Jogja

"Pandhu, yang telah berjanji akan menerima balasan, pun dengan pengabdian hidupnya kepada para dewa, semua akhirnya akan menemukan imbalannya," lanju

zoom-in Pentas Wayang Orang Kembali Digelar di Jogja
Tribun jateng/Wahyu Sulistiyawan
Sejumlah seniman Laskar Muda Ngesti Pandowo mementaskan lakon Hanoman Duta (Hanoman Obong) pada pagelaran seni Maerokoco, di Taman Rekreasi Maerokoco, PRPP Semarang, Jateng, Minggu (22/6/2014). Wayang yang menceritakan Raden Hanoman yang membakar kerajaan Alengka (Taman Soka) untuk menyelamatkan Dewi Shinta dari Raja Raksana Prabu Rahwana ini guna untuk menguri-uri kesenian Jawa yang sudah lama ditinggalkan. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) 

TRIBUNNEWS.COM,YOGYA -  Paguyuban Wayang Orang (PWO) Panca Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menggelar Pentas Wayang Orang.

PWO Panca Budaya yang berada di bawah naungan Dinas Kebudayaan DIY, yang didukung oleh seniman dan seniwati dari 4 Kabupaten dan 1 Kota di DIY akan menggelar lakon Bima Gugat: Pandhu Swarga.

Pergelaran akan dilakukan di Pedukuhan Kadisono, Desa Margorejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman Yogyakarta pada Senin, 23 Juni 2014 mulai pukul 20.00 WIB.

"Lakon ini mengisahkan rasa tidak terima Bima sebagai putra Pandhu terhadap keputusan para dewa yang menempatkan Pandhu di neraka, tidak di swarga. Maka muncullah 'kemarahan' Bima atas keputusan para dewa di kayangan. Kayangan 'dilawan' oleh Bima yang berubah menjadi lima," papar sutradara, Tukiran pada Senin (23/6/2014).

Lakon ini dipilih untuk mengingatkan kita bahwa segala sesuatu memang senantiasa memuat konsekuensi dan balasan. Sapa nandur bakale ngunduh, begitu peribahasa Jawa mengingatkan.

"Pandhu, yang telah berjanji akan menerima balasan, pun dengan pengabdian hidupnya kepada para dewa, semua akhirnya akan menemukan imbalannya," lanjut Tukiran.

Ketua Paguyuban, Agus Setiawan menambahkan, ini merupakan gelaran yang ke-18 dari PWO Panca Budaya yang lahir pada tahun 2012 lalu. "Dengan terus memegang konsep keliling wilayah Yogyakarta, pergelaran ini adalah upaya untuk mengingatkan kembali akan seni tradisi wayang orang," sambungnya.

Agus melanjutkan, pertunjukan ini mampu membangkitkan semangat untuk menjaga dan mengingat kembali nilai dan seni milik kita sendiri. Dan kali ini warga di Kadisono, Desa Margerejo Kecamatan Tempel, Sleman yang mendapat kesempatan secara lebih dekat.

"Dengan lakon yang menarik, maka kami mengundang segenap masyarakat untuk hadir berbondong-bondong bersama keluarga, kerabat juga para sahabat untuk bersama menikmati wayang orang," katanya.

Pergelaran wayang orang ini merupakan rangkaian kegitan di tahun 2014 ini dari Dinas kebudayaan DIY dalam upaya melestarikan seni tradisi dan memberikan hiburan sekaligus media belajar bagi masyarakat.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas