Pamit Les Tapi di Luar Layani Pria Hidung Belang
"Atau ada juga yang pamitan les ke orangtuanya saat ada bookingan sore atau agak malam. Yang jelas, semua orangtuanya tidak tahu," sambung Hendry.
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Dari sekian banyak gadis yang dijual dua germo tersebut, sebagian masih berstatus pelajar SMU.
Mereka inipun harus pintar-pintar membagi waktu kerja dan sekolah.
Rata-rata, pelajar itu punya kewajiban harus pulang ke rumah pada jam 21.00 WIB.
Jadi, mereka hanya bisa melayani bookingan saat siang, sore atau malam. Yang penting tidak lebih dari jam 21.00 WIB.
Beberapa pelajar yang sempat diperiksa petugas bahkan mengaku pernah mengorbankan sekolahnya. Karena ada bookingan, mereka sampai nekat mbolos.
"Atau ada juga yang pamitan les ke orangtuanya saat ada bookingan sore atau agak malam. Yang jelas, semua orangtuanya tidak tahu," sambung Hendry.
Lain dengan mahasiswa atau model. Mereka punya waktu lebih banyak.
Bahkan, sampai bisa tengah malam untuk melayani tamu atau pelanggan yang membokingnya.
Beberapa wanita, biasanya langsung ke hotel untuk menemui dan melayani tamunya. Tapi, ada juga yang biasa diajak nongkrong atau dugem terlebih dulu sebelum masuk ke hotel.
Dalam pemeriksaan, dua germo tersebut mengaku sudah beroperasi selama empat bulan. Namun, polisi menduga bahwa mereka sudah lama menjalankan bisnis haram tersebut. Diperkirakan lebih dari setahun.
Bisnis prostitusi ini tergolong kelas atas. Tarifnya pun beragam, paling murah Rp 750 ribu sekali pakai. Ada yang sampai Rp 3 juta hanya untuk sekali pesan.
Dari tarif yang telah ditentukan, setiap kali ada pria hidung belang yang membooking, ada perjanjian bagi hasil antara germo dan si perempuan yang melayani bookingan.