Dilarang Ada Aksi Kekerasan Sekolah di Jember Saat MOS
"Tidak boleh ada tindak kekerasan atau perpeloncoan. Apalagi saat ini bertepatan dengan bulan Ramadhan. Kami juga menghimbau agar kegiatan MOS tidak m
TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Tahun ajaran baru di sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) serentak dimulai, Senin (14/7/2014).
Pemandangan umum memasuki tahun ajaran baru adalah adanya kegiatan masa orientasi siswa (MOS), terutama di tingkat SMP dan SMA.
Terkait kegiatan MOS itu, pihak DInas Pendidikan Kabupaten (Dindik) Jember melarang penggunaan kekerasan atau perpeloncoan berlebihan kepada siswa baru.
Kepala Bidang SMP, SMA dan SMK Dindik Jember Tatang Prianggono mengatakan, pihaknya sudah meneruskan himbauan itu kepada seluruh sekolah di Jember.
"Tidak boleh ada tindak kekerasan atau perpeloncoan. Apalagi saat ini bertepatan dengan bulan Ramadhan. Kami juga menghimbau agar kegiatan MOS tidak mengganggu ibadah puasa," ujar Tatang, Senin (14/7/2014).
Menurutnya, pemakaian aksi-aksi kekerasan dalam MOS sudah tidak layak diberlakukan.
Mengacu sejumlah kasus, tindak kekerasan biasanya malah berbuntut hukum.
Dari pantauannya, panitia MOS memilih aksi unik dalam kegiatannya. Siswa baru diminta membawa aneka aksesoris yang lucu, seperti penutup kepala dari kertas, tas dari kardus bekeas, juga aneka hiasan kepala dari pita dan plastik.
"Lebih kepada penekanan di psikologis saja, tidak ada aksi perpeloncoan," ujar Tatang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.