Jatim Klaim Tetap Lumbung Sapi Nasional
“Meski populasi sapi 2013 turun dibandingkan 2011, tapi jika dibandingkan populasi sapi hasil sensus nasional tahun 2003, populasi sapi di Jatim naik
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA – Meski jumlah populasi sapi turun, Jatim tetap menjadi lumbung sapi nasional.
Kepala Dinas Peternakan Jatim Maskur mengatakan, secara nasional kontribusi sapi asal Jatim saat ini mencapai 31 persen. Jumlah tersebut tidak ada perubahan dibandingkan beberapa tahun silam.
Ini terjadi, karena populasi sapi di provinsi lain di Indonesia juga menurun.
“Populasi sapi di Jatim saat ini mencapai 3,9 juta ekor, ini setara 31 persen populasi nasional yang sekitar 14 juta. Jadi yang turun tidak hanya Jatim, tapi provinsi lain juga turun. Makanya dari sisi persentase tidak ada perubahan,” ujarnya, kepada Surya(Tribunnews.com Network), Rabu (16/7/2014).
Sebelumnya diberitakan, berdasar hasil sensus pertanian Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jatim yang dirilis akhir tahun 2013 menunjukkan populasi sapi di Jatim adalah 3,8 juta ekor sapi potong, sapi perah, dan kerbau.
Ada penurunkan tajam dibanding hasil sensus tahun 2011 yang menemukan angka 5,06 juta ekor.
Maskur membenarkan adanya data survei yang dilakukan BPS tersebut. Dia lantas menjelaskan posisi dua survei itu.
Survei tahun 2011 dilakukan BPS karena ada inisiasi dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan untuk mengetahui populasi sapi dan kerbau, sedangkan survei tahun 2013 merupakan sensus nasional bidang pertanian dan peternakan yang pelaksanaannya 10 tahun sekali.
“Meski populasi sapi 2013 turun dibandingkan 2011, tapi jika dibandingkan populasi sapi hasil sensus nasional tahun 2003, populasi sapi di Jatim naik lebih 200 persen,” jelasnya.
Berdasar fakta itu, awalnya Pemprov sempat melakukan perbahasan internal menyikapi hasil survei BPS tersebut. Karena berdasar indikator di bidang peternakan, tidak ada masalah sama sekali.
Indikator pemotongan sapi dapat dikontrol di RPH dan pengeluaran sapi bisa dikontrol melalui rekomendasi di titik-titik pemantauan. Selain itu, di Jatim juga tidak ada wabah penyakit dan tidak ada penurunan kelahiran.
Bahkan inseminasi buatan (IB) terus membaik. Tapi karena menganggap sebuah tantangan, Dinas Peternakan menerima hasil survei dari BPS.
“Kami bertekad mengembalikan jumlah populasi sapi dan kerbau menjadi 5 juta lagi seperti sebelumnya,” tegas Maskur.
Untuk mewujudkan hal itu, langkah yang lakukan, pertama terhadap gangguan reproduksi dilakukan suatu dorongan atau diperiksa semua ternak untuk terwujudnya reproduksi dan kelahiran yang cukup baik.
Kedua, meningkatkan IB dengan memberikan pelayanan yang baik pada peternakan. Ketiga, Pemprov membantu pakan ternak lewat program pengembangan peralatan pengolah pakan (mini feedmill).
Ketiga, mengupdate pengetahuan, ilmu, dan kemampuan petugas IB. Keempat, terus membina para peternak agar kelahiran sapi di Jatim sesuai dengan yang ditargetkan.
Program itu ternyata cukup berhasil. Jika tahun 2013 lalu pertumbuhan populasi sapi di Jatim mencapai 6,18 persen, tahun 2014 pertumbuhannya naik sebesar 6,26 persen.
Nah, per bulan Juni 2014 jumlah populasi sapi dan kerbau di Jatim mencapai 3.949.000. Ini sudah dikurangi pemotongan dan pengeluaran di Jatim.
“Dari situ, dalam empat tahun ke depan, kami yakin dapat menjadikan populasi sapi di Jatim kembali di angka 5 juta,” tegas Maskur, dengan nada optimis.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.