Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sapi Jantan Unggulan Diusung Keluar Jatim

Bahkan, tak segan-segan, Dinas Peternakan Jatim mengklaim surplus besar.

zoom-in Sapi Jantan Unggulan Diusung Keluar Jatim
/Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Pemotongan Hewan Kurban: Para juru potong membalikan tubuh sapi kurban yang akan disembelih untuk dibagikan ke kaum dhuafa di Masjid Agung Kauman Semarang, jalan Alun-alun Barat, Kota Semarang, Jateng, Selasa (15/10/2013). Hewan kurban yang akan dibagikan kepada kaum dhuafa di masjid tersebut sebanyak 13 sapi dan 41 kambing. Sedikitnya 19 sapi terdapat cacing hati yang ditemukan Dinas Peternakan Kota Semarang. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Jawa Timur masih menjadi lumbung sapi nasional dengan populasi 3,9 juta ekor atau 31 persen stok nasional.

Klaim ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan Jatim, Maskur.

Angka itu benar-benar fantastis dan secara statistik menunjukkan stok daging di Jatim aman.

Bahkan, tak segan-segan, Dinas Peternakan Jatim mengklaim surplus besar.

Tapi di lapangan, kondisi sebaliknya yang muncul. Para jagal dan pengusaha di provinsi lumbung sapi nasional ini jutru sulit mendapatkan sapi potong, terutama sejak 2011.

Sapi jantan pedaging unggul sulit ditemukan, sehingga sapi betina pun dijagal.

Tim Khusus Harian Surya mendapatkan jawaban dari pertanyaan itu setelah mendatangi Pasar Maron, Probolinggo akhir pekan lalu.

Berita Rekomendasi

Jawabannya adalah sapi-sapi jantan, termasuk jantan anakan diusung keluar Jatim.

Dari pasar ternak sapi rakyat itu, ratusan sapi jantan siap potong dikirim ke luar Jatim.

Melihat sekilas kondisi pasar, memang tidak akan terlihat pedagang mengusung sapi unggul ke luar provinsi.

Kita tidak akan bisa membedakan mana pedagang dari Jatim dan provinsi lain.

Mereka berbaur bersesak-sesakan di pasar seluas lapangan bola itu. Sapi betina terlihat mendominasi ternak yang diperdagangkan.

Surya lalu bertemu kurir pengepul sapi yang hendak dikirim ke luar Jatim. Namanya Syahrul.

”Para penjual sapi itu prinsipnya, siapa yang mau beli dengan harga tertinggi, ya pasti lepas. Penjual tidak peduli sapinya mau dikirim ke Jakarta, Jabar atau Kalimantan,” ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas