Wagub Bali Ancam Mutasi Pejabat Mlempem
"Oleh karena sudah diberikan solusi mengatasi persoalan fisik maupun anggaran, sesungguhnya mereka tinggal menindaklanjuti saja," ujarnya.
TRIBUNNEWS.COM,DENPASAR - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengatakan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang realisasi fisik maupun serapan anggarannya terus-menerus rendah, pimpinannya berpeluang untuk dimutasi.
"Apabila SKPD terus serapannya rendah, tentunya akan ada sanksi peringatan hingga mutasi," katanya.
Ia mengemukakan, bagi SKPD yang realisasi fisik maupun serapan anggarannya rendah hingga semester I/2014 juga telah diberikan solusi yang sekaligus dirangkaikan dengan pembinaan ke masing-masing SKPD untuk mempertahankan opini keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksaan Keuangan.
"Oleh karena sudah diberikan solusi mengatasi persoalan fisik maupun anggaran, sesungguhnya mereka tinggal menindaklanjuti saja," ujarnya.
Menurut dia, dengan langsung turun melakukan pembinaan, pihaknya dapat mengetahui berbagai faktor penyebab mengapa tidak tercapainya target realisasi yang sebelumnya telah ditetapkan serta dapat didorong untuk melakukan perbaikan.
Sudikerta menambahkan, ketika capaian SKPD rendah, tidak bisa dikatakan semata-semata karena kegagalan instansi maupun pejabat bersangkutan, dapat juga disebabkan oleh kegagalan tender dan itu melibatkan pihak lain atau rekanan.
Terkait dengan sanksi mutasi bagi pejabat, lanjut dia, itupun tidak dapat diputuskan dalam waktu dekat karena capaian realisasi fisik maupun anggaran secara keseluruhan baru bisa terlihat pada pertengahan akhir tahun.
"Sekarang ini sebenarnya masih berproses dan saya optimistis hingga Desember nanti pasti sudah beres," kata mantan wakil bupati Badung ini.
Sementara itu, menyangkut pembinaan pada 43 SKPD Pemprov Bali yang telah dimulai dari akhir Juli lalu dan tuntas pada Kamis (7/8) dengan didampingi Inspektur Provinsi Bali Ketut Teneng, Sudikerta mengatakan pembinaan bukan hanya menyasar pada level pimpinan, tetapi juga seluruh pegawai di tiap SKPD.
Materi pembinaan pun bukan hanya seputar strategi mempertahankan WTP, termasuk upaya memantapkan kesungguhan mengawal pelaksanaan berbagai program Bali Mandara Jilid II.
"Kami juga membina kedisiplinan pegawai, diantaranya juga dilihat dari sisi penampilan dan cara berpakaian. Saya tidak menginginkan kalau para PNS rambutnya diwarnai karena hal itu akan memberikan citra yang kurang baik di masyarakat saat memberikan pelayanan," kata Sudikerta.
Pertahankan Kualitas Layanan Publik
SEBELUMNYA Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengharapkan setiap pejabat di lingkungan Pemprov Bali untuk tetap mempertahankan kualitas pelayanan publik yang saat ini sebagian besar telah mencapai kondisi lampu hijau berdasarkan penilaian dari Ombudsman RI.
"Tetap pertahankan kondisi lampu hijau yang telah dicapai saat ini dan perbaiki lagi untuk SKPD yang masih dalam kondisi lampu kuning apalagi lampu merah," katanya.
Ia mengingatkan, supaya hal-hal yang dapat mempengaruhi kondisi layanan publik di Provinsi Bali agar diperhatikan seperti dengan cepat menyelesaikan kasus rumah dinas yang saat ini masih menjadi temuan BPK dan memberikan papan nama dan jabatan pada setiap pintu pejabat.
"Sebagai abdi negara, kita harus rajin bekerja dan rela berkorban demi memberikan pelayanan publik yang terbaik kepada masyarakat," ujarnya.
Gubernur Pastika juga meminta agar SKPD bekerja keras mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Secara umum, kita sudah dapat melihat keberhasilan yang mampu kita raih selama lima tahun berjalan, termasuk meraih opini WTP dari BPK terhadap hasil laporan keuangan Pemprov Bali setelah empat tahun berturut-turut memperoleh opini WDP (Wajar Dengan Pengecualian)," katanya.
Menurut dia, dengan prestasi yang sudah diraih jangan sampai pada tahun-tahun mendatang menjadi kendor dan "turun kelas".