Warga: Puncak Gunung Slamet Menyala Saat Malam
"Siang hari puncak gunung sering mengelurkan asap hitam. Dan malam enggak kelihatan tapi bagian puncaknya menyala, terlihat merah," katanya.
Editor: Y Gustaman
Laporan Reporter Tribun Jateng, Hermawan Endra Wijonarko
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Muslih (32), warga Desa Jurangmangu, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, mengaku merasakan peningkatan aktivitas Gunung Slamet sejak Senin (11/8/2014) malam.
Malam itu Muslih mendengar dentuman sejak pagi hingga malam hari, dengan durasi waktu cukup singkat setiap sepuluh menit sekali.
"Hampir 10 menit sekali terdengar suara detuman. Sejak pagi sampai malam seperti itu terus. Malamnya sekitar pukul 22.00 WIB saya lihat lava pijar keluar dari puncak gunung" kata Muslih kepada Tribun Jateng, Selasa (12/8/2014).
Muslih tinggal di desa terakhir di lereng Gunung Slamet yang kini masuk level siaga. PVMBG mengimbau radius berbahaya berada di empat kilometer dari kawah gunung. Sedangkan jarak puncak gunung dengan Desa Jurangmangu kurang lebih enam kilometer.
Saat malam, dari puncak Gunung Slamet terpancar warna merah seperti bara api. "Siang hari puncak gunung sering mengelurkan asap hitam. Dan malam enggak kelihatan tapi bagian puncaknya menyala, terlihat merah," katanya.
Sebelum status Gunung Slamet naik dari waspada menjadi siaga, Muslih sempat curiga karena banyak hewan milik para warga seperti kambing, sapi, dan anjing tidak bisa tenang dan selalu mengeluarkan suara.
"Pas hewan ternak ribut, saya keluar rumah. Waktu melihat ke atas gunung, segerombolan burung terbang," katanya. Namun warga tetap beraktivitas normal meski Gunung Slamet terus memuntahkan abu vulkanik.
Warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani, hingga saat ini tetap bercocok tanam seperti biasa. Anak-anak pun tetap masuk sekolah. Namun, warga Desa Jurangmangu pasrah dan sudah siap mengungsi jika diminta.