Waspadai Orang-orang Terdekat, Jangan Mudah Tergiur Iming-iming
Tindakan pembunuhan sadis mutilasi dengan korban tujuh orang di Siak merupakan bentuk refleksi atas kekesalan dari pelaku yang tidak dibenarkan.
Editor: Dewi Agustina
Selain itu, kasus pembunuhan dengan cara mutilasi yang keji ini juga terjadi akibat kurangnya kesadaran dan kontrol etika di tengah masyarakat kita. Kontrol etika sosial kita sekarang masih lemah. Ini dapat dilihat dari moral generasi mudah yang kurang baik. Padahal daerah ini selalu digadang-gadangkan dengan masyarakatnya yang agamis. Padahal dibalik itu kita semua tidak tahu jika generasi kita semua dalam acaman. Terlebih bagi mereka yang tidak dibekali dengan ilmu agama.
Maka itu, yang harus dilakukan adalah bagaimana semua pihak, mulai dari aparat kepolisian, pemerintah, aparat desa, guru hingga orang tua bisa memberikan rasa aman kepada anak-anaknya dengan membekalinya pemahaman tentang aturan-aturan agama. Agar masyarakat dan terutama anak-anak tidak dihantui rasa ketakukan.
Begitu juga dengan alim ulama juga bisa melakukan syiar ditengah masyarakat dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menekankan betapa pentingnya berpilaku dan bersosial dengan yang benar. Baik antar sesama jenis kelamin maupun berbeda jenis kelamin. Semua harus berpedoman dengan norma dan adab baik menurut adat, hukum serta agama.
Orang tua, sebagai garda terdepan bagi anak-anaknya juga harus selalu mengawasi anak-anaknya lebih ekstra lagi. Anak-anak yang bermain diluar rumah usahakan tetap dalam pengawasan yang termonitor oleh panca indra orang tua. Melindungi anak dari orang-orang yang bukan muhirim dan orang-orang yang tidak dikenal patut dilakukan oleh para orang tua.
Mewaspadai orang-orang terdekat juga harus menjadi perhatian penting. Sebab banyak kejadian pembunuhan keji dan sodomi yang ternyata dilakukan oleh orang terdekat korban sendiri. Kewaspadaan tersebut tentu dilakukan dengan cara yang tidak dibarengi dengan prasangka buruk terhadap orang terdekat di sekitar kita.
Penting juga bagi orang tua, untuk menekankan kepada anak-anak, untuk tidak mudah tergiur dengan iming-iming atau janji manis apapun. Baik dari orang yang tidak dikenal maupun orang yang sudah dikenal. Sebab banyak kejadian bermula dari modus iming-iming. Jangan hiraukan modus-modus irasional seperti dukun dan lain sebagainya.
Kejadian mutilasi dengan korbah tujuh orang, yang sebagian besarnya anak-anak ini menjadi warning bagi seluruh komponen, terutama pendidik (guru) dan ulama serta lembaga terkait untuk sama-sama mengedukasi masyarakat tentang norma dan adab bermasyarakat yang benar. Termasuk larangan keras terhadap prilaku seksual yang menyimpang, pembuhunan, mutilasi dan tindakan kekejian lainya. (Cr4)