Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penangkapan Ikan Gunakan Bom Masih Sering Ditemui di Perairan NTB

Penangkapan ikan menggunakan bom masih kerap dijumpai di Perairan Nusa Tenggara Barat

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Penangkapan Ikan Gunakan Bom  Masih Sering Ditemui  di Perairan NTB
Meracik bahan peledak untuk membuat bom ikan 

TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA,- Penangkapan ikan menggunakan bom masih kerap dijumpai di Perairan Nusa Tenggara Barat, khususnya di wilayah Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat.

Tidak hanya membawa dampak negatif berupa racun yang terbawa aliran air, ledakan dari bom ikan juga menghancurkan terumbu karang yang membuat titik tersebut dipenuhi ikan.

Demikian kesimpulan yang didapatkan oleh tim gabungan dari Wildlife Conservation Society (WCS), Marine Protected Areas Governance (MPAG), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, dalam identifikasi dan inventariasai potensi sumberdaya pesisir dan laut di sekitar perairan Pulau Sumbawa yang dilaksanakan dari tanggal 9-27 Juni 2014.

Baru pada akhir Agustus, data pemantauan di 30 titik yang mewakili guigusan Gulu Balu', Perairan Lunyuk, Pulau Moyo, Pulau Panjang, serta Perairan Teluk Saleh, rampung diolah.

Berdasarkan rilis yang diterima Kompas, Senin (25/8/2014), bekas pengeboman ikan banyak ditemukan pada titik-titik pemantauan yang ditandai dengan karang menghitam. Di setiap titik penyelaman, anggota tim bahkan selalu mendengar dentuman suara bom yang bisa merambat dari jarak jauh karena dihantarkan oleh air laut.

"Kondisi paling buruk berada di Pulau Temudong dengan tutupan karang hanya mencapai 5,75 persen saja. Tutupan karang di sekitar Pulau Sumbawa lebih baik dengan angka 38,08 persen," ujar Tasrif Kartawijaya, Koordinator Program Lombok, WCS Indonesia.

Titik pengamatan dengan tutupan karang paling baik ditemukan di sebelah selatan Pulau Liang di Teluk Saleh yang mencapai 70,5 persen.

Berita Rekomendasi

Peneliti juga menemukan fenomena recruitment atau pertumbuhan karang baru di banyak titik pengamatan. Tasrif berharap kondisi tersebut bisa dipelihara agar terumbu karang di titik tersebut kembali pulih.

Indikator yang patut disikapi serius oleh pemerintah adalah jenis ikan yang didata ditemui selama pengamatan. Mereka mendapati jumlah ikan pemakan polip, ikan pemakan alga, dan ikan pemakan daging masih sulit ditemui padahal hal tersebut merupakan penentu kesehatan ekosistem terumbu karang.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas