Antrean BBM Hingga 2 Kilometer
Bila sebelumnya SPBU di Kota Medan yang mengalami kehabisan stok, Senin (25/8), giliran SPBU di luar Medan yang mengalaminya
Editor: Hendra Gunawan
Sementara itu, pihak SPBU mengaku kelangkaan bahan bakar jenis solar ini sudah dirasakan sejak dua minggu terakhir. Hal ini terjadi karena berkurangnya jatah yang diberikan pihak pertamina ke SPBU.
Jefri, pengelola SPBU mengaku kewalahan dalam melayani para pembeli solar ini, apalagi pihak depot Pertamina sudah membatasi pasokan. "Biasanya depot memasok sebesar 16 hingga 20 ton, tapi hari ini baru 8 ton," kata Jefri.
Akibat dari pembatasan pasokan solar ini, SPBU pun menjadi dipadati truk dan mobil pribadi. Aparat kepolisian yang berjaga-jaga di setiap SPBU pun harus bekerja ekstra. Sebab, nelayan, agen hingga sopir truk dan mobil pribadi sudah memadati SPBU dan membuat macet di jalan depan SPBU, hingga sepanjang dua kilometer.
Humas Eksternal PT Pertamina Regional I Sumatera Bagian Utara, Brasto Galih Nugroho, mengatakan pembatasan dan pengurangan BBM bersubsidi merupakan keputusan pemerintah yang mengurangi kuota dari 48 juta KL menjadi 46 juta KL.
"Pertamina hanya sebagai sebuah badan usaha penyedia BBM bersubsidi yang diamanatkan untuk menyalurkan sesuai dengan kuota BBM bersubsidi," katanya saat dikonfirmasi Senin.
Brasto mengatakan dengan kondisi seperti sekarang, hanya ada dua pilihan. Pertama penyaluran BBM bersubsidi secara normal dengan konsekuensi BBM bersubsidi habis sebelum akhir tahun yaitu pertengahan November untuk solar dan pertengahan Desember untuk premium.
Setelah itu, masyarakat harus membeli BBM nonsubsidi hingga akhir tahun. Kedua, mengatur volume penyaluran setiap hari sehingga kuota BBM bersubsidi bisa cukup hingga akhir tahun. Konsekuensinya Pertamina tetap bisa menyalurkan BBM bersubsidi hingga 31 Desember. (Tim Tribun Medan)