Baru 5 Persen Warga Cirebon Berkebutuhan Khusus yang Bersekolah
Dari jumlah itu, baru sekitar 500 orang atau 5 persen yang bersekolah. Padahal pendidikan merupakan hak setiap orang
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Pemkab Cirebon mencatat, ada 10.017 orang dengan kebutuhan khusus di Kabupaten Cirebon. Dari jumlah itu, baru sekitar 500 orang atau 5 persen yang bersekolah. Padahal pendidikan merupakan hak setiap orang, termasuk orang dengan kebutuhan khusus.
Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi mengaku prihatin atas hal itu. Menurutnya, orang dengan kebutuhan khusus semestinya bisa bersekolah. Pun dengan pekerjaan, orang-orang disabilitas juga punya hak yang sama. Namun terkadang aksesnya sulit.
"Mari kita dorong agar semua bisa mengakses pendidikan. Disdik juga kita cek apakah sudah menyiapkan sarana/prasarana bagi yang berkebutuhan khusus. Masalah ini tidak hanya tanggung jawab Dinsos tapi semua SKPD termasuk Disnaker dalam hal ketersediaan lapangan pekerjaan bagi orang dengan kebutuhan khusus," kata Sunjaya saat lokakarya Undang-undang No 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat di Talun, Rabu (27/8).
Menurut Sunjaya, masih sedikitnya orang berkebutuhan khusus mengakses pendidikan karena jumlah SLB di Kabupaten Cirebon yang masih sangat terbatas. Dari 40 kecamatan di Kabupaten Cirebon, kata dia, baru ada 11 SLB.
Sunjaya pun menganggap Kabupaten Cirebon masih kekurangan SLB. "Idealnya setiap kecamatan punya SLB agar para penyandang cacat bisa dengan mudah bersekolah," ujarnya.
Karena itu, kata orang nomor satu di Kabupaten Cirebon itu, Pemkab berkeinginan menambah SLB secara bertahap. Paling tidak, kata dia, dua kecamatan satu SLB. Dengan begitu, kecamatan yang berdekatan bisa ikut ke SLB di kecamatan tetangga.
Sunjaya mengatakan keberadaan SLB sangat penting. Sebab, kata dia, pendidikan merupakan hak setiap warga negara termasuk orang-orang dengan kebutuhan khusus.
Pimpinan Yayasan Beringin Bhakti Kabupaten Cirebon, A Halim Faletehan mengatakan, banyak penyandang cacat yang terabaikan haknya, termasuk dalam pendidikan. Padahal, kata dia, para penyandang cacat juga harus mandiri.
"Atas dasar itu kemudian kami mendirikan SLB dan panti sosial. Alhamdulillah banyak yang bersekolah di sini, dan kami pun berencana bikin training center bagi para penyandang cacat," kata Faletehan.
SLB di bawah Yayasan Beringin Bhakti tercatat sebagai yang terbaik di Jabar. SLB tersebut pun menjadi contoh bagi SLB lain dalam hal prestasi. (Ida Romlah)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.