Pembangunan PLTG di Teluk Lamong Dianggarkan Rp 1 Triliun
Program green port untuk terminal multipurpose Teluk Lamong membuat PT Pelindo III (Persero) menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -Program green port untuk terminal multipurpose Teluk Lamong membuat PT Pelindo III (Persero) menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
Untuk itu, pihaknya menggandeng PT Rekayasa Industri (Rekin) dan menyiapkan investasi Rp 1 triliun. "Semua telah terencana, tinggal merealisasi," kata Djarwo Suryanto, Direktur Utama PT Pelindo III (Persero), Selasa (9/9/2014).
Saat ini proses pembangunan PLTG, sudah dilakukan pertahap dengan target selesai di tahun 2020. Saat ini, PT Pelindo III dan Rekin telah sepakat dan sedang proses secara teknis.
Sementara untuk tahap awalnya, Djarwo menyebutkan bila kebutuhan listrik Teluk Lamong yang bisa dipenuhi sebanyak 16 Mega Watt (MW).
"Itu untuk perkiraan hingga akhir tahun 2014. Kemudian di tahun 2016, kami perkirakan menjadi 30 MW," lanjutnya.
Dan di tahun 2018 hingga 2020, diperkirakan sudah mencapai 100 MW. Saat itulah, PLTG ini diperlukan untuk mencukupinya.
Edi Priyanto, Kepala Humas PT Pelindo III (Persero), Selasa (9/9/2014), menambahkan bila pasca diresmikan melalui videoconference bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhir pekan lalu, pihaknya mulai melakukan uji coba bongkar muat di Terminal Teluk Lamong.
"Dalam uji coba ini, peralatan angkut dan angkat di dermaga sudah menggunakan bahan bakar listrik. Begitu juga truk pengangkutnya juga sudah berbahan bakar gas (BBG)," kata Edi.
Saat ini, supply gas juga sudah disiapkan oleh Petrogas. Untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk truk-truk pengangkut.
Sementara untuk operasional PLTG, PT Pelindo III juga menggandeng PT Perusahaan Gas Negara (PGN).
Ketika ditanya tentang jumlah supply gas, Edi mengaku masih belum mengetahui secara pasti.
Karena, kedua instansi ini masih melakukan pembicaraan secara serius. Jika sudah ada titik temu, jumlah pengiriman segera direalisasi.
Edi menuturkan, keberadaan Teluk Lamong merupakan upaya penambahan kapasitas Pelabuhan Tanjung Perak yang didesain sebagai terminal yang modern dan ramah lingkungan.
Alat bongkar muat akan dilengkapi dengan Ship to Shore Crane (STS), Automated Stacking Crane (ASC), Combined Terminal Trailer (CTT) dan Straddle Carriers (SC).
Alat-alat itu digerakkan dengan tenaga listrik, kecuali CTT dan SC yang masih menggunakan mesin diesel namun dengan standar emisi EURO 4 ramah lingkungan.
Terminal Teluk Lamong tahap I yang telah diselesaikan tahun 2014 ini memiliki luas area mencapai 38,86 hekter.
Pembangunan akan terus berlanjut hingga pada tahap akhir yang nantinya akan memiliki luas sekitar 386 Hektar dengan kapasitas petikemas mencapai sedikitnya 5,5 juta Teus dan 20 juta ton untuk jenis barang curah kering.