Gusti Prabukusumo Punya Batu Mata Kucing
Prabukusumo mengaku, memakai batu mulia karena ada beberapa akik yang memang pemberian dari leluhurnya dan juga karena hobi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jogja, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), GBPH Prabukusumo, termasuk salah seorang penggemar batu mulia. Koleksinya memang tidak banyak, ada 25 buah batu mulia aneka jenis, dan 5 buah batu akik.
"Saya mengoleksi itu karena hobi melihat warnanya, rasanya kok cocok. Mendekati usia tua saat ini, biasanya saya pakai menyesuaikan dengan baju yang saya pakai. Misalnya kalau merah ya pakai Ruby," katanya.
Prabukusumo mengaku, memakai batu mulia memiliki berbagai alasan, pertama karena ada beberapa akik yang memang pemberian dari leluhurnya dan juga karena hobi. Ada juga orang yang memakai akik sebagai penunjang kepercayaan diri disesuaikan dengan kepribadiannya.
Ada pula yang dipercaya memiliki kandungan mistis. Adik Sri Sultan HB X ini menilai perbedaan itu tidak perlu dipermasalahkan. Sebab biasanya pemakai juga memiliki alasan lain disesuaikan dengan perasaannya masing-masing. Misalnya, dia lebih memilih jenis batu mulia yang jernih dan tidak buram.
"Kalau saya kan suka yang jernih tidak buram, supaya hati kita juga bersih," ujarnya.
Selain itu, batu mulia juga sebagai barang investasi. Maka saat ini jika ingin mengoleksinya, sebaiknya harus mencari yang benar-benar berkualitas. Ketika suatu saat membutuhkan uang, dipastikan harganya akan lebih mahal.
"Jadi itu bisa jadi investasi yang berkelas. Maka kalau beli ya sebaiknya pilih yang kualitasnya benar-benar bagus, jangan sampai ada yang cacat," katanya.
Namun demikian, Gusti Prabu berharap, para pedagang batu mulia dapat bekerjasama dalam menentukan harga. Jangan sampai mematok harga yang tidak sesuai kualitas barangnya.
"Cat eyes punya saya itu ukurannya kecil, tapi sama yang ukurannya lebih gede harganya beda. Itu karena kualitas," kata Penghageng Kawedanan Ageng Punakawan Nitya Budaya di Kelembagaan Keraton Kasultanan Yogyakarta ini. (tribun jogja/m nur huda)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.