Sudah Sebulan, Polisi Belum Berhasil Ungkap Tewasnya Bocah di Kebun Pisang
"Belum datang hasil tes DNA-nya. Masih dalam proses," kata Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota AKP Bambang Sugeng, Sabtu (4/10/2014).

TRIBUNNEWS.COM,PASURUAN - Sudah sebulan lebih berlalu, namun Polisi belum juga berhasil mengungkap kasus pembunuhan bocah perempuan yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah kebun pisang, Gang III RT 2/RW 3, Kelurahan Petamanan, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.
Polisi juga belum berhasil menemukan keberadaan Amira Sintya Ramadhani (5) warga Perumahan Pesona Candi Empat, Kelurahan Bugul Kidul, Kota Pasuruan.
Hingga saat ini, Polisi masih menunggu hasil tes DNA dari sample yang diambil dari mayat bocah yang ditemukan di kebun pisang oleh tukang bangunan.
"Belum datang hasil tes DNA-nya. Masih dalam proses," kata Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota AKP Bambang Sugeng, Sabtu (4/10/2014).
Ada dugaan, mayat yang ditemukan di kebun pisang tersebut, ada kaitannya dengan hilangnya balita bernama Amira Sintya Ramadhani (5).
Anak pasangan anak pertama dari pasangan Umar (32) dan Mulyaningsih (29) ini dilaporkan diculik dari rumah kakeknya, Mulyono (58) Gang XII RT 2/RW 4, Kelurahan Petamanan, Kecamatan Panggungrejo.
Amira dilaporkan hilang oleh keluarganya pada Rabu (13/8/2014), selang beberapa hari kemudian, tepatnya pada Jumat (29/8/2014) dua tukang bangunan menemukan mayat bocah di sebuah kebun pisang, sekitar 500 meter dari lokasi Amira terakhir hilang.
Polisi sempat menunjukan mayat bocah yang ditemukan di kebun pisang , kepada orangtua Amira, untuk dikenali. Namun, kedua orangtua Amira menyangkal bila mayat bocah yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan dan sulit dikenali itu adalah anak mereka.
Kedua orangtua Amira, masih meyakini bila anak mereka masih hidup.
Polisi pun kemudian melakukan tes DNA untuk mengetahui identitas mayat bocah yang diperkirakan berusia 5-10 tahun itu. Kini pihak kepolisan masih menunggu hasil uji tes DNA.
"Tes DNA tidak semudah yang dibayangkan. Tes tersebut biasanya memakan waktu lama karena hasilnya harus akurat," kata Bambang.