300 Kilogram Cengkih Kering Milik Arif Digasak Maling
"Dia masuk dengan mencungkil jendela samping rumah, masuk lewat ruang keluarga ke sini. Ada lima karung, sekitar 300 kilo."
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TUTUYAN - Pencurian cengkih semakin marak di Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Arif Makalalag (37) warga Kotabunan menjadi korban terakhir pencurian emas hitam tersebut, Rabu (8/10/2014) subuh. Pencurian ini benar-benar tak disangka Arif karena lima karung cengkih yang diambil berada tepat di samping tempat mereka tidur.
Pencuri membawa lari cengkih kering sebanyak sekitar 300 kilogram. Pelaku mencuri cengkih tersebut dari gudang penyimpanan di samping rumah.
"Dia masuk dengan mencungkil jendela samping rumah, masuk lewat ruang keluarga ke sini. Ada lima karung, sekitar 300 kilo," kata Arif ditemui di rumahnya.
Pencuri bisa dikatakan sangat lihai karena jendela kaca yang dicungkil berada tepat di atas kepala anaknya berusia 8 tahun yang tidur di atas sofa ruang tamu. Pelaku masuk melalui ruang keluarga, tempat dia bersama istrinya dan kedua anaknya yang lain sedang tidur. Bahkan tempat mereka tidur dan cengkih yang disimpan hanya berjarak sekitar lima meter.
"Cengkih bisa dilihat dari dalam karena pintu terbuka lebar. Memang sengaja tidur di situ untuk menjaga cengkih karena marak pencurian. Televisi tetap dinyalakan agar dikira belum tidur, tapi tetap saja hilang. Padahal pintu (gudang) dan jendela sudah dipaku untuk berjaga-jaga pencuri masuk," kata Arif.
Pelaku yang diduga lebih dari dua orang tersebut keluar melalui pintu depan gudang yang sebelumnya telah dipakunya dari dalam.
"Saya pulang jam 12 (24.00), masih ada, tak tahu kenapa kami semua tertidur lelap. Tidak seperti biasanya. Hanya kucing saja terbangun. Saat bangun pagi, kaget karena sudah terang sekali ternyata pintu depan sudah terbuka. Padahal rencananya hari ini (kemarin) akan ke Manado untuk dijual," bebernya.
Dia menceritakan cengkih tersebut dibelinya dari warga. Modalnya pun berasal dari pinjaman di bank. Dia makin bingung mengembalikan dana tersebut belum lagi kerugian yang ditaksirnya puluhan juta.
"Kalau harganya Rp 133 ribu per kilo, kerugian sekitar Rp 40 juta. Tersisa tinggal 50 kilogram dan cengkih yang masih basah. Kalau di dalam karung pasti mereka bawa juga," tuturnya.
Dia merasa kecewa karena sudah beberapa kali ke Polsek Kotabunan tidak menemui anggota polisi. Padahal dia mencurigai sebuah mobil grand max terparkir di pinggir jalan.
"Kalau ada polisi, saya ingin agar mobil itu dicek. Polisi juga tak pernah melakukan patroli, padahal dalam dua minggu ini sudah empat kali pencurian cengkih di Bulawan-Kotabunan, semalam terjadi juga pencurian cengkih di sini kerugian sekitar 80 kilogram. Memang heboh saat ini pencuri menggunakan Avanza merah," ungkapnya.
Kapolsek Urban Kotabunan, Kompol Teddy Pontoh mengaku belum mengetahui laporan tersebut karena dia berada di luar daerah. Namun pihaknya sudah secara maksimal melakukan patroli.
"Belum mendapat laporan, nanti dicek. Kalau benar kami akan selidiki. Masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap pencurian," tegasnya. (ald)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.