Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Laku Dijual, Ratusan Ribu Ton Gula Bisa Jadi Gulali

“Kondisi seperti ini baru terjadi tahun ini, tepatnya mulai musim giling tebu bulan Mei lalu,” ujarnya, kepada Surya(Tribunnews.com Network), Rabu (8

zoom-in Tak Laku Dijual, Ratusan Ribu Ton Gula Bisa Jadi Gulali
Pabrik Gula Gondang Baru 

TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Gula hasil produksi Jatim terancam meleleh atau jadi gulali di gudang.  

Sebab gula-gula ini tidak laku ditawarkan keluar Jatim. Sementara  kebutuhan di Jatim hanya berkisar 40.000 ton/bulan.

Data di Dinas Perkebunan Jatim menyebutkan, sampai akhir bulan Agustus 2014, jumlah gula yang ngendon dan berada di gudang di seluruh pabrik gula di Jatim mencapai 675.000 ton.

Ratusan ribu gula, baik milik pabrik maupun petani ini tidak laku dijual di pasaran.

Kepala Dinas Perkebunan Jatim Samsul Arifin mengatakan, jumlah stok gula masih menumpuk karena gula yang diproduksi dari 31 pabrik gula di Jatim belum laku dijual ke pasaran.

Pasar gula Jatim, yakni wilayah Indonesia Timur, mulai Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua tiba-tiba tidak mau menerima.

“Kondisi seperti ini baru terjadi tahun ini, tepatnya mulai musim giling tebu bulan Mei lalu,” ujarnya, kepada Surya(Tribunnews.com Network), Rabu (8/10/2014).

BERITA REKOMENDASI

Menurut Samsul, jumlah lahan tebu di Jatim saat ini mencapai 215.000 hektare.

Area lahan tebu merupakan yang tertinggi sejak ada tebu pada zaman Kolonial Belanda, atau naik 35 hektare dibandingkan tahun 2009, yang jumlahnya saat itu sekitar 180 hektare. Dengan jumlah lahan tersebut, produksi gula terus meningkat.

Jika tahun 2012 produksi gula hanya 1,050 juta ton, tahun 2013 naik menjadi 1,250 juta.

Tahun 2014 ini dipastikan naik lagi di atas 1,3 juta ton. Dengan jumlah itu, produksi gula setiap bulannya rata-rata mencapai 100.000 ton.

Sementara konsumsi gula di Jatim hanya 40.000 ton per bulan. Ini berarti, ada surplus sebanyak 60.000 ton per bulan atau mencapai 720.000 ton setiap tahunnya.


“Meski surplus stok berlimpah, ironisnya 720.000 ton gula tersebut tak bisa dipasarkan dan dilempar ke Indonesia Timur,” tegasnya.

Samsul yakin, penyebab gula Jatim tidak bisa dilempar ke Wilayah Indonesia Timur, karena di wilayah tersebut sudah ada gula yang dipasok dari tempat lain.

“Kalau kekurangan gula, pasti mintanya ke kami,” imbuhnya.

Tags:
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas