Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekitar 400 Mahasiswa Indonesia di Yaman Terlibat Radikalisme

Data yang ia miliki sekitar 400 mahasiswa masuk jaringan radikal. Agus pernah mengunjungi beberapa negara konflik semisal Yaman hingga Afganistan.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Sekitar 400 Mahasiswa Indonesia di Yaman Terlibat Radikalisme
Surya/Sudarmawan
Sejumlah anggota Densus 88 Mabes Polri menggeledah rumah dua orang terduga anggota jaringan teroris Poso pimpinan Santoso dan Daengkoro atas nama Guntur Pamungkas dan Kardi usai menangkap keduanya di Dusun Kedungprawan dan Dusun Gendingan Lor, Desa Gendingan, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Jumat (8/8/2014). Petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa 1 pucuk pistol Barreta, 2 magasin, 21 butir amunisi, solar sel, power sel, bendera Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), spanduk, dan buku-buku panduan tentang jihad. Surya/Sudarmawan 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Bakti Buwono Budiasto

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Benih-benih radikalisme warga negara Indonesia tak bisa dianggap remeh. Setidaknya sekitar 400 mahasiswa yang menuntut ilmu di Yaman terlibat dalam jaringan radikalisme. Demikian cerita

Cerita itu terungkap dalam dialog menyoal radikalisme dan terorisme di Hotel Siliwangi, Jawa Tengah, Selasa (21/10/204). Sebagai pembicara Deputi II Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Irjen Arief Darmawan dan Agus Miftah.

"Saya pernah dikirim ke Yaman diutus untuk memulangkan 2.000 mahasiswa Indonesia di sana," kata Agus. Data yang ia miliki sekitar 400 mahasiswa masuk jaringan radikal. Agus pernah mengunjungi beberapa negara konflik semisal Yaman hingga Afganistan.

Menurut Ketua Raudlatul Ma'had Islami itu, cabang jaringan radikalisme tumbuh di beberapa negara di dunia. Bukan hanya ada di negara konflik dan Indonesia, tapi juga jaringan tersebut ada di negara maju seperti di Amerika dan Inggris.

Ketua GM-FKPPI Kota Semarang Dandan Febri Herdiana mengaku peserta dialog berasal dari organisasi kepemudaan, ormas kepemudaan, BEM perguruan tinggi, perwakilan OSIS dari 12 SMA atau SMK. Dialog ini diharapkan untuk

Tujuan dialog ini agar generasi muda memiliki pengetahuan untuk mengantisipasi dan mendeteksi dini segala bentuk kegiatan seperti terorisme dan radikalisme di lingkungannya. "Sekarang terorisme menyasar kaum muda, ungkap Dandan.

Berita Rekomendasi
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas