Sekitar 400 Mahasiswa Indonesia di Yaman Terlibat Radikalisme
Data yang ia miliki sekitar 400 mahasiswa masuk jaringan radikal. Agus pernah mengunjungi beberapa negara konflik semisal Yaman hingga Afganistan.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Bakti Buwono Budiasto
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Benih-benih radikalisme warga negara Indonesia tak bisa dianggap remeh. Setidaknya sekitar 400 mahasiswa yang menuntut ilmu di Yaman terlibat dalam jaringan radikalisme. Demikian cerita
Cerita itu terungkap dalam dialog menyoal radikalisme dan terorisme di Hotel Siliwangi, Jawa Tengah, Selasa (21/10/204). Sebagai pembicara Deputi II Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Irjen Arief Darmawan dan Agus Miftah.
"Saya pernah dikirim ke Yaman diutus untuk memulangkan 2.000 mahasiswa Indonesia di sana," kata Agus. Data yang ia miliki sekitar 400 mahasiswa masuk jaringan radikal. Agus pernah mengunjungi beberapa negara konflik semisal Yaman hingga Afganistan.
Menurut Ketua Raudlatul Ma'had Islami itu, cabang jaringan radikalisme tumbuh di beberapa negara di dunia. Bukan hanya ada di negara konflik dan Indonesia, tapi juga jaringan tersebut ada di negara maju seperti di Amerika dan Inggris.
Ketua GM-FKPPI Kota Semarang Dandan Febri Herdiana mengaku peserta dialog berasal dari organisasi kepemudaan, ormas kepemudaan, BEM perguruan tinggi, perwakilan OSIS dari 12 SMA atau SMK. Dialog ini diharapkan untuk
Tujuan dialog ini agar generasi muda memiliki pengetahuan untuk mengantisipasi dan mendeteksi dini segala bentuk kegiatan seperti terorisme dan radikalisme di lingkungannya. "Sekarang terorisme menyasar kaum muda, ungkap Dandan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.