Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penjarahan Minimarket, Sistem Kemanan Masih Lemah

“Kami masih andalkan CCTV dan alarm,” kata Brand Manager Alfamart, Nur Cahyo.

zoom-in Penjarahan Minimarket, Sistem Kemanan Masih Lemah
net
ilustrasi perampokkan 

TRIBUNNEWS.COM,MALANG - Perampok hanya butuh waktu sekitar 5-10 menit menggondol uang atau barang berharga lainnya.

Berpenampilan seperti pembeli, perampok masuk ke minimarket. Perampok cukup singkat mengamati kondisi.

Perampok langsung beraksi, dan melarikan diri dengan menggondol uang atau rokok.

Bukan hanya perampok yang sangat mudah masuk minimarket. Pencuri pun seakan tidak ada halangan berat menjarah barang di minimarket.

Menjebol plafon atau tembok, lalu menguras isi laci kasir atau menggambil rokok.

Selama berada di minimarket, penjahat seakan tidak khawatir aksinya akan gagal. Selama 2014 ini, penjahat selalu sukses menjalankan aksinya. Tidak ada kejahatan minimarket yang digagalkan saat beraksi.

Penjahat mudah masuk ke minimarket karena tidak ada petugas keamanan atau security. Penjagaan minimarket yang buka 24 jam dipercayakan kepada para pegawai. Jadi pegawai merangkap tugas melayani pembeli dan menjadi security.

Berita Rekomendasi

Pengelola minimarket yang tidak buka 24 jam juga tidak menyiagakan security.

Dalam catatan Surya, ada 14 pencurian dan perampokan selama 2014 ini. Indomaret paling menjadi incaran penjahat, yaitu sebanyak tujuh kali. Minimarket berjaringan lainnya, Alfamart menjadi sasaran perampokan atau pencurian sebanyak enam kali.
Sedangkan minimarket lain yang menjadi sasaran pencurian adalah Salsabila di Kecamatan Kepanjen.

Meskipun angka kejahatan di minimarket sangat tinggi, pengelola masih belum berniat menyiagakan security. Mayoritas minimarket hanya dijaga oleh karyawan atau dibiarkan tanpa penjagaan security.

“Kami masih andalkan CCTV dan alarm,” kata Brand Manager Alfamart, Nur Cahyo.

Pengelola minimarket menyadari CCTV bisa menjadi mengungkap pelaku kejahatan. Makanya pengelola selalu menyimpan CCTV di tempat aman yang sulit dijangkau pelaku.

Cahyo memastikan seluruh CCTV di Alfamart masih berfungsi. Setiap sebulan sekali ada petugas yang mengecek CCTV. Bila ada CCTV yang rusak akan langsung diperbaiki.

Tapi dalam beberapa kasus, penjahat sudah mengetahui kelemahan CCTV. Seperti penjahat yang beraksi di Alfamart di Jalan LA Sucipto (Kota Malang), dan Alfamart di Jalan Randuagung (Kecamatan Singosari) pada 23 November 2013 lalu.

Penjahat di dua lokasi ini sama-sama mematikan listrik agar aksinya tidak terekam CCTV.

Selain itu, CCTV sulit menampilkan detail wajah pelaku. Biasanya pelaku beraksi dalam jarak jauh dari CCTV. Polisi hanya bisa mengidentifikasi melalui pakaian yang dikenakan, tinggi badan, atau aksesoris lainnya.

“Setiap kali ada kejadian, kami selalu menyerahkan CCTV kepada polisi,” tambahnya.(m zainuddin)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas