lham Bangga Amran Menteri Pertanian, Pengamat: Tanpa Orang JK
Menurut akademisi dan rekan Amran sealmamaternya patut disyukuri dan dibanggakan.
Editor: Budi Prasetyo
![lham Bangga Amran Menteri Pertanian, Pengamat: Tanpa Orang JK](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20141026_105027_amran-sulaiman.jpg)
TRIBUNNEWS.COM.MAKASSAR-Beruntung ada putra Sulsel yang masuk sebagai menteri kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla, dialah Andi Amran Sulaiman MP. Menurut akademisi dan rekan Amran sealmamaternya patut disyukuri dan dibanggakan.
"Saya syukur dan bangga, saya kira beliau punya kemampuan untuk mengembangkan dan memikirkan tentang permasalahan pertanian," ungkap mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, Minggu (26/10).
Andi Amran Sulaiman adalah pengusaha yang tak ketinggalan mengenyam pendidikan sekaliber tenaga dosen, doktoral, lulusan terbaik (cumlaude) S3 Ilmu Pertanian Unhas (2003).
Pria kelahiran Bone ini satu-satunya putra Sulsel yang ditetapkan sebagai menteri dari 34 menteri penghuni kabinet Jokowi-JK, Kabiner Kerja. Amran kini menyandang jabatan menteri Pertanian dan Kedaulatan Pangan RI.
Alasan Ilham yang juga sekampung Amran,"saya tahu Pak Amran karena saya dapat beliau, kami sama-sama dari pertanian Unhas (Ilham senior Amran), Amran angkatan 88.
“Pak Amran orang yang pembawaannya tenang dan getteng (berpendirian teguh), beliau tenang dan tak sembarang tenang, tapi cerdas, punya jurus kerja yang patut diacungi jempol. Tekun bekerja dan berilmu, baik kepada sesama, tidak arogan. Makanya saya bangga Pak Amran jadi menteri," tutur Aco sapaan akrab Ilham.
Ilham menambahkan, susunan kabinet Jokowi-JK diharapkan bisa bekerja lebih baik lagi, meski Kabinet Kerja dianggap kurang merekrut banyak orang JK, dominan kalangan Sang Presiden Joko Widodo.
"Untuk itulah, mudah-mudahan bisa betul-betul menjalankan amanah rakyat bangsa kita yang lebih baik lagi. Tentu juga diharap bisa menjawab kebutuhan pembangunan di Indonesia timur," ujarnya.
Tanpa Orang JK
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin, Aspiannor Masrie, mengatakan, secara garis besar, susunan kabinet Jokowi-JK masih kurang akomodatif dan bukan hal yang luar biasa.
"Kabinet kerja ini tidak ada yang istimewa. Masih mengakomodir dari partai politik pendukung dan para tim sukses. Kedepannya jajaran menteri ini akan bekerja keras menghadapi kondisi dalam negeri dan perubahan global terutama kondisi perekonomian dunia," kata Aspiannor, Minggu (26/10/2014).
"Jadi tidak mengherankan kabinet ini dinamakan kabinet kerja," tambah Dosen Hubungan Internasional Unhas ini.
Yang paling penting, menurut Aspiannor, "susunan kabinet ini lebih mengakomodir nyonya besar Ketua Umum PDIP PDIP Megawati Soekarno Putri," ujarnya.
Dosen Komunikasi FISIP Unhas Dr Hasrullah mengatakan hal senada Aspiannor.
Menurutnya, Kabiner Kerja, kurang mengakomodir orang-orang profesional.
"Tapi kita lihat nanti bagaimana kinerja kabinet ini. Tentu yang jadi perhatian juga ini, orangnya Pak JK, banyak yang hebat tapi kurang diakomodir. Beruntung ada Pak Amran Sulaiman yang dimasukkan ke kabinet ini," katanya.
Khusus sosok Amran, menurut Hasrullah, memang punya kompetensi selain sebagai relawan Jokowi-JK saat kampanye Pilpres. "Pak Amran ini memang relawan Jokowi-JK, jelas keringatnya untuk Jokowi-JK di Sulsel, dia yang berkeringat. Dari segi kapasitas, Amran cenderung punya kamampuan jaringan yang kuat di nasional," tuturnya.
Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar Dr Firdaus Muhammad mengakui hal serupa Aspiannor. Menurutnya, pihak Joko Widodo, dalam hal ini PDIP kurang adil.
"Dominasi Jokowi menjadikan kabinet kerja tanpa orang JK menjadikan komposisi itu tidak baik. JK terkesan diabaikan padahal jauh lebih berpengalaman dan pekerja. Positifnya bagi pemerintahan menunjukkan hanya satu matahari, satu komando. Tapi masyarakat Sulsel tentu merasakan adanya ketidakadilan politik dan tokohnya tidak layak menteri," jelas Firdaus Muhammad. (ilo)