Jazz Ijen Banyuwangi Tidak kantongi Izin dari BKSDA
"Dari Jawa Timur memang tidak turun surat izin. Kami juga sudah menghimbau pelaksana yakni Pemkab Banyuwangi untuk tidak menggelar acara musik di sana
TRIBUNNEWS.COM,BANYUWANGI - Pelaksanaan festival musik Jazz Ijen Banyuwangi di Paltuding, area kaki Gunung Ijen oleh Pemerintah Banyuwangi yang digelar Sabtu (8/11/2014) sore hari ini ternyata tidak ada izinnya.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur tidak memberikan izin kegiatan musik di area Paltuding, yang merupakan kawasan konservasi Gunung Ijen.
"Dari Jawa Timur memang tidak turun surat izin. Kami juga sudah menghimbau pelaksana yakni Pemkab Banyuwangi untuk tidak menggelar acara musik di sana, tapi mereka tetap ingin melaksanakan," kata Sunandar, Kepala BKSDA Wilayah V Jember, Sabtu (8/11/2014).
Meski mengetahui acara Jazz Ijen Banyuwangi tidak berizin, Sunandar mengatakan pihaknya tidak akan membubarkan paksa acara tersebut.
Ada beberapa alasan yang disampaikan Sunandar terkait hal ini. Diantaranya acara ini mengusung unsur kemanusiaannya.
Seperti diketahui acara Jazz Ijen Banyuwangi yang menampilkan musisi era 80-an, Faris RM, Deddy Dhukun dan Imaniar ini mengusung misi penggalangan dana.
Penonton wajib membeli tiket Rp 5000 yang seluruhnya masuk untuk PMI Banyuwangi. Uang yang terkumpul akan digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi warga di sekitar Gunung Ijen.
"Tapi akan kami batasi nanti. Maghrib sudah harus berhenti acaranya. Dan suara musiknya juga tidak boleh keras. Kami ada tim yang memantau acara nanti," ucap Sunandar.
Sementara itu, pecinta lingkungan Para pecinta lingkungan yang tergabung dalam Banyuwangi Forum for Environmental Learning (BaFFEL), menilai Pemkab Banyuwangi tidak memiliki visi lingkungan dengan menggelar Jazz Ijen Banyuwangi di Paltuding yang merupakan kawasan konservasi.
Terlebih, kawasan hutan Gunung Ijen baru saJa terbakar.
"Dari sudut pandang kepantasan, BaFFEL menilai bahwa acara Jazz Ijen tersebut tidaklah pantas diadakan di sebuah kawasan konservasi yang baru saja terbakar," kata Ari Restu, Koordinator BaFFEL. (Wahyu Nurdiyanto)